Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Wanita Bersedia Diajak Kencan Demi Makan Gratis

Kompas.com, 1 Juli 2019, 12:52 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Wahai pria, jangan buru-buru senang jika wanita yang kamu taksir akhirnya mau diajak berkencan. Bisa jadi ia bersedia makan malam karena memang ingin dapat makanan gratis di restoran.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Pacific University dan University of California Merced terungkap, sepertiga wanita pergi kencan hanya untuk mendapatkan makanan gratis.

Tim peneliti menyebutkan ada tren kencan terbaru yang disebut dengan "foodie call", yaitu ketika seseorang berkencan bukan karena tertarik untuk menjalin hubungan tetapi ingin mendapatkan makan gratis.

Riset ini melibatkan 357 perempuan heteroseksual dan telah diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science. Sejumlah pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk mengetahui ciri kepribadian, peran gender, dan apakah mereka pernah melakukan foodie call di masa lalu dan pendapatnya tentang hal itu.

Dalan studi pertama, 23 persen wanita mengaku berkencal karena "foodie call", dan beberapa di antaranya melakukannya hanya sesekali atau jarang.

Sebagian besar wanita yang terlibat dalam "foodie call" ini percaya jika model kencan semacam ini adalah hal yang wajar, meskipun secara umum sebagian besar wanita berpendapat sebaliknya.

Baca juga: 6 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Kencan Pertama

Dalam studi kedua, sebanyak 33 persen wanita pernah melakukan "foodie call".

Menurut peneliti, wanita yang melakukan kencan semacam ini biasanya memiliki nilai kepribadian lebih tinggi pada ciri kepribadian dark triad atau triad gelap.

Dalam ilmu piskologi, triad gelap mengacu pada ciri-ciri kepribadian psikopati, Machiavellianisme dan narsisme.

Mereka yang masih memegang peran gender tradisional juga cenderung menerima dan melakukan kencan demi makan enak secara gratis.

Menurut pemimpin riset, Brian Collisson, ciri kepribadian triad gelap telah dikaitkan dengan perilaku menipu dan eksploitatif dalam hubungan romantis.

Hal semacam ini bisa berupa kurang komitmen pada hubungan jangka panjang, berpura-pura orgasme, atau mengirim gambar-gambar seksual yang tidak diminta.

Namun, peneliti menekankan perempuan yang termasuk dalam penelitian ini tidak mewakili populasi umum.

Oleh karena itu, tidak jelas seberapa akurat persentasenya. Meskipun penelitian ini berfokus pada wanita heteroseksual, menurut peneliti, para pria pun bisa saja terlibat dalam kencan karena "foodie call". Hal semacam ini dapat terjadi dalam banyak jenis hubungan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau