Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 Juli 2019, 20:17 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Setiap mempelai wanita, pasti ingin tampil bak ratu sehari. Semuanya tentu harus sempurna, mulai dari riasan hingga gaun pengantin yang anggun dan glamor.

Busana pernikahan, baik gaun atau pun kebaya, biasanya memang hanya dipakai sekali pada saat acara akad nikah atau pun resepsi.

Itu sebabnya kebanyakan calon pengantin memilih menyewa saja ketimbang membuat baru dengan harga jutaan bahkan puluhan juta rupiah.

Walau begitu, tak sedikit calon pengantin yang ingin membuat khusus karena ingin menyimpan gaun tersebut sebagai kenangan peristiwa penting sekali seumur hidup.

Menurut Marketing Senior Evabun Bridal, Aas, keputusan untuk membuat khusus atau menyewa sebenarnya tergantung pada masing-masing orang.

“Sebenarnya tergantung kebutuhan setiap orang, kalau mau yang hak milik, setelah dipakai paling cuma bisa disimpan untuk dikoleksi," kata Aas yang ditemui di pameran Jakarta Wedding Festival 2019 di JCC Jakarta.

Ia mengatakan, saat ini sebenarnya calon pengantin yang menyewa busana pengantin juga bisa melakukan custom dengan harga yang lebih terjangkau.

Mayoritas pengantin yang memakai gaun dengan mode bergaya internasional memang biasanya memilih menyewa.

“Selama saya 15 tahun saya bekerja di bidang ini, konsumen yang melakukan transaksi menjadi hak milik, itu tidak sampai 10 orang. Selebihnya sewa, karena memang untuk dipakai sekali," kata Dian dari Yohanes Bridal.

Baca juga: Tren Souvenir Pernikahan yang Ramah Lingkungan

Seperti halnya tren busana, menurut Aas, gaun pengantin juga akan memiliki perubahan tren setiap tahun. Sehingga jika membuat khusus dan menyimpannya belum tentu akan terpakai.

"Enggak mungkin juga untuk dipake ke anaknya atau cucunya karena pasti sudah beda model lagi tiap tahunnya,” katanya.

Alasan nostalgia biasanya dipilih calon pengantin yang membuat khusus gaun baru.

“Meskipun enggak dipakai di resepsi pernikahan, setidaknya bisa dipakai untuk pemberkatan,” kata tim marketing Kara Brides, Mimi, kepada Kompas.com.

Pesta pernikahan yang digelar orang Indonesia biasanya memang digelar mewah dengan mengundang banyak tamu. Calon mempelai pun harus menyiapkan dana tidak sedikit, termasuk untuk bujet busana pernikahan.

Untuk sewa gaun pernikahan, calon pengantin bisa mendapatkannya mulai dari harga satu juta rupiah. Sementara untuk membuat gaun dengan potongan sederhana, siapkan dana minimal tiga juta rupiah. (Rahayu Kurnia Kinasih).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau