Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keanggunan Busana Pengantin Tradisional Rancangan Asky Febrianti

Kompas.com, 2 Desember 2019, 19:30 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Keanggunan busana pengantin tradisional Indonesia dihadirkan desainer Asky Febrianty dalam siluet lebih modern dan mewah dengan detail payet. 

Asky merilis 19 koleksi terbarunya yang bertajuk Indonesian Beauty 2019. Rancangannya kali ini menampilkan busana pengantin Nusantara seperti busana dari Betawi, Sunda, Jawa, Sumatera, Sulawesi dan daerah yang lainnya. 

“Busana adat daerah dari 19 koleksi yang berbeda, dengan signature style yang bermain dengan payet dan detail yang berbeda dari yang lain,” kata Asky dalam jumpa pers di Gardenia Room, Gran Mahakam Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2019).

Asky menambahkan, dalam rancangannya, ia tetap mempertahankan ciri khas beberapa daerah, terutama dalam pemilihan warna khas. Seperti Sumatera dan kota-kota yang disekitarnya yang menyukai warna-warna bold, warna terang seperti merah dan emas. 

Penempatan payet yang banyak memberi kesan lebih gemerlap dan mahal bagi pengantin. 

Baca juga: Di Balik Rancangan Kebaya Hijau Nusantara Sri Mulyani

Untuk pengantin Sunda, Asky memilih untuk menonjolkan warna hijau. Warna hijau dipilih untuk mewakili warna keraton.

“Karena kalau mau diteliti, kekeratonan itu juga warnanya juga ada yang warna hijau kalau dari Cirebon. Jadi aku ambil temanya warna hijau dari Cirebon, Sunda yang lainnya mengikuti hijau,” ungkap Asky.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Nusantara : Indonesian Beauty #askyfebrianti #nusantara #kebaya #pengantin #kebayapengantin Makeup @richardtheomakeup Sunting Bulang @sistawedding

A post shared by Asky Febrianti (@askyfebrianti) on Dec 1, 2019 at 4:50am PST


Sementara untuk busana pengantin adat Jawa, perancang lulusan Raffles Design Institute Singapore ini memilih dominan warna putih. 

“Warna putih karena biasanya dipakai untuk akad, warna bronze, dan juga warna peach,” ungkapnya.

Menurutnya, busana pengantin Jawa jarang memilih warna pastel, namun dalam desainnya kali ini Asky menampilkan sedikit pastel dalam bentuk pop-in. Sedangkan untuk busana dari daerah lainnya tetap memilih warna emas dan warna menonjol lainnya.

Rancangan Asky memang berhasil memberikan siluet ramping dan lebih modern. Namun, sentuhan adat tetap terasa, terutama berkat penggunaan mahkota pada pengantin yang khas sesuai daerahnya.

Asky yang sudah sering dipercaya para selebriti untuk mendesain kebaya pernikahan ini juga menghadirkan para muse dari influencer fashion seperti Sabrina Sosiawan, Chacha Thaib, Abel Cantika hingga Aghnia Punjabi, dalam fashion shownya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Nusantara : Indonesian Beauty #askyfebrianti #kebaya #kebayapengantin #pengantin #sunda

A post shared by Asky Febrianti (@askyfebrianti) on Dec 1, 2019 at 9:27pm PST

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau