Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 17 Juni 2020, 09:08 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber ABCNews

KOMPAS.com – Tren bersepeda dan lonjakan penjualannya bukan cuma terjadi di Indonesia. Fenomena ini juga terjadi hampir di seluruh dunia gara-gara pandemi.

Di Amerika Serikat, rak-rak penjualan sepeda di swalayan besar seperti Walmart dan Target terlihat kosong. Toko-toko sepeda juga kebanjiran pembeli yang mencari “sepeda keluarga” yang harganya lebih terjangkau.

Melonjaknya penjualan sepeda dalam dua bulan terakhir ini bahkan disebut yang terbesar di AS sejak krisis minyak tahun 1970.

Tren bersepeda itu juga ditemui di kota-kota yang jalan rayanya sering macet seperti Manila, Filipina, dan Roma, Italia. Pemerintah setempat bahkan membuat jalur khusus sepeda untuk mengakomodasi peningkatkan pesepeda.

Di London, Inggris, pemerintah kota juga berencana untuk melarang mobil dari beberapa jalan.

Pemilik toko sepeda di Manila mengatakan, permintaan sepeda sangat besar dan telah melebihi masa Natal.

Sementara itu, meledaknya penjualan sepeda di Italia juga dipicu oleh pemberian insentif dari pemerintah sampai 60 persen dari harga sepeda. Sayangnya, tak gampang mendapatkan sepeda belakangan ini.

Baca juga: Selama Pandemi, Sepeda Menjadi Produk yang Paling Banyak Dicari di Bukalapak

Di beberapa negara sepeda baru kini memang sulit dicari, terutama karena hampir sebagian besar sepeda diimpor dari China. Produksi di negara tersebut memang sempat terhenti karena pandemi dan kini belum sepenuhnya normal.

Sedikitnya 20.000 sepeda yang masih dalam tahap produksi dan pengiriman bahkan sudah dipesan orang atau terjual.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Alternatif transportasi

Ada beberapa alasan mengapa banyak orang mengikuti tren “gowes” yang diperkirakan dimulai pada bulan April 2020.

Di seluruh dunia, para pekerja mencari alternatif transportasi yang lebih aman dari pada naik bis atau kereta. Orang juga tidak bisa berolahraga ke gym sehingga mencari aktivitas olahraga lain.

Selain itu, para orangtua juga mencari aktivitas yang bisa dilakukan anak-anaknya selama masa karantina di rumah. Semua kombinasi ini membuat bersepeda jadi aktivitas yang digandrungi di mana-mana.

Baca juga: Amankah Gowes di Luar Ruangan Selama Pandemi?

Sepeda listrik

Tidak hanya sepeda konvensional, kini konsumen juga mencari sepeda listrik atau disebut dengan e-bikes. Sepeda yang bisa digowes dengan kaki ini juga memiliki bantuan listrik yang berasal dari beterai.

Salah satu produsen sepeda listrik dari Belanda, VanMoof, mengatakan ada “permintaan tak terbatas” sejak dimulainya pandemi. Kini konsumen harus menunggu paling cepat 10 minggu sebelum bisa mendapatkan e-bikes.

Angka penjualan sepeda listrik VanMoof naik 138 persen di AS dan meroket sampai 184 persen di Inggris pada bulan Februari- April. Kenaikan juga terlihat di negara-negara Eropa lain.

Lonjakan penjualan juga dialami Cowboy, pembuat sepeda listrik di Belgia. Di Inggris dan Perancis, sepeda ini langsung diburu konsumen pada bulan Mei ketika pemerintah mulai melonggarkan pembatasan.

“Sekarang semakin jelas orang-orang yang tinggal di kota belum mau naik transportasi umum. Sepeda listrik dianggap menjadi solusi kondisi ini,” kata Chief Marketing Officer Cowboy, Benoit Simeray.

Baca juga: Perhatikan, 4 Hal Penting Sebelum Beli Sepeda Baru

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau