BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prodia

5 Mitos Seputar Menurunkan Berat Badan yang Tak Bisa Dipercaya

Kompas.com - 07/09/2021, 06:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Terbatasnya aktivitas fisik di kala pandemi Covid-19 membuat sebagian orang mengalami kenaikan berat badan.

Tak heran, banyak orang mencoba untuk menurunkan berat badan secara kilat sebelum kembali bekerja, atau pun melakoni kegiatan belajar tatap muka.

Demi mencapai angka penurunan berat badan yang signifian, maka berbagai tips diet pun dicoba. Sayangnya, tak semua tips itu terbukti benar.

Baca juga: Amankah Menggunakan Suplemen Herbal untuk Menurunkan Berat Badan?

Maka, akan lebih baik jika kita memahami beberapa mitos terkait penurunan berat badan, yang tak bisa dipercaya.

1. Karbohidrat membuat berat naik

Karbohidrat memang membuat berat naik, namun jika dikonsumsi berlebihan. Jika dikonsumsi dalam kadar yang cukup, karbohidrat tidak akan meningkatkan berat badan.

Karbohidrat pun penting bagi mereka yang mencoba menurunkan berat badan.

Sebab, biji-bijian, karbohidrat kompleks, dan protein adalah suatu keharusan, termasuk bagi mereka yang sedang diet.

2. Makanan kemasan membantu menurunkan berat badan

Makanan kemasan tidak akan lebih sehat dibandingkan dengan makanan segar yang dimasak di rumah.

Memang, beberapa makanan kemasan diklaim rendah lemak, bebas lemak dan bebas gluten.

Baca juga: 5 Camilan untuk Menurunkan Berat Badan

Tetapi di balik itu, makanan jenis itu malah tinggi gula dan tidak baik untuk menurunkan berat badan, “menipu” karena tidak sesuai kenyataan.

Intinya, makanan rumahan segar tetaplah yang terbaik.

3. Teh pelangsing untuk menurunkan berat badan

Teh herbal tinggi fitokimia dan antioksidan memang membantu detoksifikasi. Namun, tehnya saja tidak membantu menurunkan berat badan secara langsung.

Teh pelangsing ini membantu dengan meningkatkan aktivitas metabolisme dan pembakaran energi.

4. Makan lebih sedikit menurunkan berat badan

Membuat defisit kalori alias membakar lebih banyak kalori dibanding apa yang kita konsumsi, adalah salah satu langkah pertama untuk menurunkan berat badan.

Baca juga: Jangan Remehkan Peran Kopi untuk Menurunkan Berat Badan

Jadi, makan lebih sedikit dan lebih banyak terdengar logis untuk menurunkan berat badan.

Memang, metode ini mungkin berhasil dalam jangka pendek. Namun, bukanlah ide yang baik dalam jangka panjang atau dijadikan kebiasaan dan gaya hidup.

Alasannya, mereka yang mulai makan lebih sedikit karena faktor fisiologis dan biokimia akan mendapatkan sebagian besar berat badan mereka yang telah turun setelah kembali ke pola makan normal.

5. Kelaparan membantu menurunkan berat badan

Diet ketat tidak akan membantu dalam jangka panjang. Sebaliknya, diet ketat hanya akan membuat adanya kenaikan berat badan jangka panjang.

Baca juga: 7 Tips Menurunkan Berat Badan Bagi Wanita di Atas 40 Tahun

Selain itu, masalah terbesarnya adalah diet ketat sangat sulit untuk dipatuhi dan membuat kita kehilangan berbagai nutrisi penting.

Hal ini akan menghabiskan energi tubuh dan malah menyebabkan keinginan memakan makanan tinggi lemak dan gula.

Hasilnya, kita akan memakan lebih banyak makanan berkalori rendah yang dibutuhkan untuk mengurangi berat badan.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com