Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Anak Sedang Stres dan Butuh Dukungan Orangtua

Kompas.com, 17 September 2021, 10:52 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Kecemasan akan tertular penyakit, ketidakpastian, hingga rasa duka kehilangan orang yang dicintai, menggerogoti kesehatan mental banyak orang, termasuk anak dan remaja.

Pada anak-anak, rasa stres itu diperburuk dengan hilangnya kestabilan seperti tidak bisa ke sekolah, bermain dengan teman, dan juga terganggunya aktivitas melakukan hobi seperti sebelumnya.

“Di masa pandemi, anak cenderung lebih jarang keluar rumah dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga rentan menimbulkan stres,” kata dr. Vicka Farah Diba, M.Sc, Sp.A dalam webinar ‘Tantangan Mendidik Si Kecil di Era Pandemi dan Solusi Cerdas untuk Ibu’ yang diadakan oleh komunitas Ibu Canggih @ibu2canggih, (11/9/2021).

Ia mengingatkan orangtua untuk lebih perhatian pada tanda-tanda stres yang mungkin dialami anak.

Baca juga: Hak Anak di Rumah yang Perlu Diketahui Orangtua

Gejala dan tanda stres memang berbeda-beda pada setiap anak, tetapi ada beberapa gejala umum, yaitu:

- Perubahan perilaku
- Emosi tidak stabil
- Tidak bisa tenang
- Cemas berlebih
- Kehilangan percaya diri
- Menarik diri dari lingkungan
- Mudah putus asa
- Gangguan tidur
- Nafsu makan menurun
- Mengompol (pada anak yang sudah tidak mengompol)
- Sulit konsentrasi
- Lengket berlebihan pada orang tua/pengasuh

Menurut Vicka, ada beberapa hal yang dapat Ibu lakukan. Mulai dari memberi perhatian lebih pada anak, mengajak anak berkomunikasi, lebih sering bermain bersama, dan memperlihatkan sikap yang tenang dan suportif pada anak selama menjalani kehidupan di masa pandemi ini.

“Pada anak yang sudah usia sekolah, ibu bisa melakukan pendampingan saat ia belajar di rumah,” katanya.

Baca juga: Catat, Tanda Anak Alami Stres Berdasarkan Usianya

Kebutuhan nutrisi

Memastikan anak-anak mendapatkan makanan bernutrisi juga penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan juga mengurangi stres anak.

Makanan yang disarankan adalah makanan segar yang beragam, termasuk sayuran, buah, kacang-kacangan, hingga protein hewani, terutama ikan.

Sebaiknya batasi asupan gula berlebih, makanan kemasan, dan juga makanan cepat saji.

Sementara itu, untuk anak bayi hingga usia dua tahun, Vicka mengingatkan pentingnya ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi dengan kadar protein tinggi ditambah buah dan sayur sebagai sumber vitamin dan mineral.

“Untuk mencegah anak terjangkit Covid-19, Ibu cukup memastikan anak memperoleh nutrisi seimbang, istirahat cukup, aktivitas fisik, dan menjalankan perilaku hidup bersih sehat. Suplemen seperti vitamin C, D, dan Zinc baru diperlukan saat anak terinfeksi Covid,” tandasnya.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Bisa Kurangi Kecanduan Gawai pada Anak

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau