Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 24 Mei 2022, 06:52 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Biasanya, orang yang berupaya menurunkan berat badan akan mencari cara terbaik untuk mengurangi kalori.

Salah satu tren penurunan berat badan yang populer adalah menggunakan pemanis tanpa kalori sebagai pengganti gula, atau juga dikenal dengan pemanis buatan (artificial sugar).

Banyak orang meyakini pemanis buatan membantu mereka mengurangi kalori, menurunkan berat badan, serta mengendalikan gula darah.

Namun, studi menunjukkan, pemanis buatan seperti aspartam, sakarin, dan sukralosa dapat mengubah mikrobioma usus dengan cara yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Sudah ada berbagai studi terkait pemanis buatan yang melibatkan hewan dan manusia dalam beberapa tahun terakhir.

Kendati tidak mengungkap penyebab dan efek yang pasti, banyak dari studi tersebut menemukan pemanis buatan dapat membuat mikrobiota usus tidak seimbang, berperan dalam intoleransi glukosa, bahkan merusak lapisan usus --penyebab sindrom usus bocor.

Salah satu studi terbaru yang diterbitkan pada 2021 di International Journal of Molecular Sciences menunjukkan, tiga pemanis buatan yang paling sering digunakan dapat menciptakan dua jenis bakteri usus yang berbahaya bagi dinding usus.

"Studi kami adalah studi pertama yang memerlihatkan beberapa pemanis paling umum dalam makanan dan minuman (sakarin, sukralosa, dan aspartam) dapat membuat bakteri usus 'sehat' menjadi patogen penyebab penyakit."

Demikian penuturan Dr Havovi Chichger, penulis senior studi tersebut. Ia merupakan ilmuwan biomedis di Anglia Ruskin University, Inggris.

Studi menyimpulkan, pemanis buatan dalam konsentrasi yang setara dengan dua kaleng soda diet menyebabkan timbulnya dua jenis bakteri usus yang berbahaya, E. coli dan E. faecalis, yang menempel dan merusak sel-sel epitel yang melapisi dinding usus.

Bakteri E. faecalis diketahui melintasi dinding usus dan memasuki aliran darah, kemudian menyebabkan infeksi pada kelenjar getah bening dan organ tubuh, menurut Chichger.

"Ini (perubahan patogen yang mencakup pembentukan biofilm yang lebih besar dan peningkatan adhesi) dapat menyebabkan bakteri usus kita menyerang dan memicu kerusakan pada usus, yang dikaitkan dengan infeksi, sepsis, dan kegagalan multi-organ," ujarnya.

Baca juga: 7 Hal yang Terjadi Saat Berhenti Mengonsumsi Pemanis Buatan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau