Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Menjadi orangtua tentu harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi pada anak. Sikap anak yang rewel acap kali membuat orangtua mudah tersulut emosi sehingga timbul perilaku negatif.
Setiap orangtua tentu memiliki pola asuh yang berbeda untuk anaknya. Ada empat gaya yang biasa diterapkan oleh orangtua, yakni pola pengasuhan otoritatif, permisif, otoriter, dan tidak terlibat.
Penting agar orangtua memberi suri tauladan yang baik bagi anak dan hindari adanya kekerasan dalam praktiknya. Sebab, kekerasan oleh orangtua akan menimbulkan efek psikologis bagi anak, seperti yang terangkum dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Bukan Jadi Penurut, Kalau Main Tangan ke Anak!” .
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi terbentuknya karakter anak. Oleh sebab itu, pembentukan karakter anak perlu pola asuh atau pola interakti yang efektif dan edukatif.
Pola asuh yang dilakukan orangtua terhadap anak dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk norma-norma yang berlaku di masyarakat, agar anak hidup berdampingan dengan lingkungannya.
Merangkum Kids Health, berikut adalah cara membentuk pola asuh yang efektif untuk anak.
Pernahkah Anda berhenti untuk memikirkan berapa kali Anda bereaksi negatif terhadap anak-anak Anda pada hari tertentu? Anda mungkin mendapati diri Anda lebih sering mengkritik daripada memuji.
Baca juga: Ke Mana Arah Proyek Pendidikan Generasi Muda?
Orangtua dapat melakukan pendekatan ke anak dengan melakukan sesuatu yang benar. Misalnya, “Kamu merapikan tempat tidur tanpa diminta, itu hebat!”.
Pernyataan ini akan lebih mendorong anak untuk mewujudkan perilaku yang baik dalam jangka panjang daripada omelan yang berulang-ulang.
Temukan sesuatu untuk dipuji setiap hari. Orangtua harus bermurah hati dengan anak melalui cinta, pelukan, dan pujian yang bisa menghasilkan suatu keajaiban dan sering kali cukup dihargai.
Anak kecil belajar banyak tentang bagaimana bertindak dengan memperhatikan orangtua mereka. Semakin muda mereka, semakin banyak isyarat yang mereka ambil dari Anda.
Sebelum Anda memukul atau meledakkan amarah di depan anak Anda, pikirkan ini: Apakah Anda ingin anak Anda berperilaku seperti itu saat marah?
Sadarilah bahwa Anda terus-menerus diawasi oleh anak-anak Anda. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memukul biasanya memiliki orangtua yang agresif di rumah.
Contohkan sifat-sifat baik pada anak-anak. Misalnya rasa hormat, keramahan, kejujuran, kebaikan, toleransi. Tunjukkan perilaku yang tidak mementingkan diri sendiri.