Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelaraskan Love Language dengan Pasangan, Pentingkah?

Kompas.com, 10 Februari 2023, 15:31 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Love language atau bahasa cinta merupakan konsep yang pertama kali dicetuskan konselor pernikahan bernama Gary Chapman.

Dalam bukunya bertajuk The 5 Love Languages: The Secret To Love That Lasts yang dirilis pada 1992, Chapman menjelaskan lima love language berbeda yang ditafsirkan sebagai cara manusia untuk mengomunikasikan cinta.

Kelima love language yang dimaksud yaitu kata-kata penegasan (words of affirmation), waktu berkualitas (quality time), sentuhan fisik (physical touch), menerima hadiah (receiving gifts), dan tindakan melayani (acts of service).

Love language ini tidak terbatas pada konteks hubungan romantis, tetapi juga dapat diterapkan dengan sahabat, keluarga, atau rekan kerja di kantor.

Memahami dan meniru love language pasangan adalah cara yang baik untuk menunjukkan kepedulian kita. Namun, apa jadinya jika love language kita tidak selaras dengan pasangan?

Baca juga: Mengenal 5 Love Language

Perlukah memiliki love language yang selaras?

Sebuah studi mengungkapkan, individu yang mengungkapkan cinta dan kasih sayang dalam love language yang disukai pasangannya mengalami tingkat hubungan dan kepuasan seksual yang lebih tinggi.

Menurut para peneliti, ketidakselarasan love language mengakibatkan kepuasan yang lebih rendah, baik bagi pihak pemberi maupun penerima kasih sayang,

Itu artinya, memenuhi kebutuhan pasangan juga sangat diperlukan di samping memenuhi kebutuhan pribadi.

"Studi kami memberikan bukti baru yang mendukung gagasan Chapman bahwa menyamakan love language pasangan mengarah ke hubungan yang lebih berkualitas dan menciptakan iklim emosional yang positif dalam pasangan," sebut para peneliti.

"Temuan ini mendukung hipotesis utama kami di mana individu yang pasangannya mengekspresikan cinta dengan cara yang mereka inginkan mengalami peningkatan hubungan dan kepuasan seksual."

Meski demikian, ketidakcocokan love language bukanlah penyebab utama gagalnya suatu hubungan.

"Memiliki bahasa cinta yang sama tidaklah penting, tetapi perlu berada di jalur yang sama sehingga kita dapat memberi dan menerima cinta dengan cara yang ideal untuk kita berdua," ungkap pakar kencan Christiana Maxion.

Baca juga: Dua Love Language yang Paling Susah Cari Pasangan Menurut Pakar

Rachael Lloyd, pakar hubungan di situs kencan online eharmony sepakat dengan pendapat Maxion.

"Di dunia yang ideal, bahasa cinta pasangan yang cocok menandakan kecocokan tinggi," tuturnya.

"Selama setiap orang dalam hubungan mau mempelajari bahasa hati masing-masing, perkembangan romantis dapat dibuat."

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau