Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2023, 13:37 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keputihan sebenarnya merupakan hal yang normal terjadi pada perempuan.

Bahkan, meningkatnya jumlah keputihan bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan.

Meningkatnya volume keputihan saat kehamilan ini berfungsi untuk mengurangi risiko infeksi dan uterus.

Jumlahnya pun akan meningkat pesat dan memuncak di minggu terakhir kehamilan, yang biasanya akan disertai lendir (mukus) berwarna pink.

Lendir ini umumnya terasa lengket seperti jeli dan mengindikasikan bahwa tubuh sudah siap untuk melahirkan.

Baca juga: Keputihan Saat Hamil, Bisakah?

Keputihan saat kehamilan yang normal atau leukorrhea sendiri memiliki tekstur tipis dan berwarna bening atau putih serta hanya memiliki bau yang ringan.

Namun, terkadang ada beberapa keputihan yang memiliki warna berbeda. Apa artinya?

Dikutip dari Medical News Today, berikut arti dari warna keputihan saat kehamilan.

  • Bening atau putih susu

Warna ini menunjukkan leukorea, yang biasanya merupakan keputihan normal dan sehat, terutama jika baunya ringan.

Namun, adanya perubahan dalam kuantitas atau konsistensinya dapat menunjukkan adanya masalah.

Perempuan hamil yang belum mencapai waktu melahirkan harus memeriksakan diri ke dokter jika mengalami peningkatan keputihan bening terus menerus atau menjadi kental dan seperti jeli, yang bisa mengakibatkan persalinan prematur.

Baca juga: Jenis Keputihan Berdasarkan Warna dan Teksturnya

  • Putih dan menggumpal

Keputihan yang menggumpal dan berwarna putih dengan tekstur seperti cottage cheese bisa mengindikasikan adanya infeksi jamur.

Infeksi jamur ini umum terjadi, terutama saat kehamilan yang membuat tubuh semakin rentan.

Keputihan ini juga biasanya disertai dengan gatal, rasa terbakar, serta rasa nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual.

  • Kuning atau hijau

Keputihan berwarna kuning atau hijau bukan merupakan keputihan yang sehat dan menandakan adanya infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau trikomoniasis.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com