Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memilih Masker di Tengah Polusi Udara yang Kian Memburuk

Kompas.com, 1 September 2023, 17:52 WIB
Putri Aulia,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polusi udara yang kian memburuk di Kota Jakarta dan sekitarnya menjadi isu yang semakin mengundang perhatian. 

Kini, Pemerintah pun menganjurkan masyarakat yang memiliki banyak aktivitas di luar ruangan untuk kembali memakai masker.

Penggunaan masker memang sudah tak asing lagi bagi kita, karena selama tiga tahun pandemi Covid-19 melanda, kita diharuskan menggunakan masker dalam setiap kegiatan.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini: Terburuk Keempat di Dunia dan Masuk Kategori Tidak Sehat

Namun, tidak semua masker diciptakan sama dan pemilihan yang tepat sangat penting untuk melindungi diri.

Ada berbagai jenis masker yang tersedia, mulai dari masker kain, masker medis, KN95, hingga N95, bahkan masker dengan respirator untuk melindungi dari zat berbahaya.

Ahli kesehatan paru, dr Januar Habibi mengatakan, dalam menghadapi polusi di Ibu Kota yang kian memburuk idealnya masker yang digunakan adalah N95 atau KN95.

“Idealnya kalo kita bisa pakai N95 lebih bagus karena kalo N95 atau KN95 dia proteksi terhadap partikel-partikel kecil lebih bagus,” ujar Januar.

Tetapi selain memilih jenis masker yang sesuai, kita juga perlu memerhatikan berapa lama kita dapat menggunakannya secara efektif.

Oleh karena itu, penting untuk memilih masker sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita saat menggunakannya.

Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Anak Saat Kualitas Udara Jakarta Memburuk

Januar menyebut masker yang bisa kita gunakan selain N95 atau KN95 adalah jenis masker yang memiliki empat lapisan.

Pastikan masker tersebut sesuai dengan ukuran wajah dan selalu dikenakan dengan rapat.

Januar menekankan, masker adalah barang pribadi yang sebaiknya tidak dipinjamkan kepada orang lain.

Secara umum, masker medis sebaiknya diganti setiap 3-4 jam sekali. Namun, jika masker sudah terlihat kotor atau terkontaminasi sebelum waktu tersebut, maka gantilah segera dengan masker yang baru.

Selain itu, masker medis sebaiknya tidak dicuci dan digunakan kembali, karena hal ini dapat mengurangi efektivitas perlindungannya.

Lalu bagaimana dengan efektivitas masker kain untuk menghadapi polusi udara?

Januar mengatakan, masker kain memiliki perlindungan yang paling rendah karena pori-pori kain lebih besar sehingga partikel-partikel polutan yang kecil bisa mudah masuk.

Apalagi, saat masker dicuci dengan cara menggosok yang terlalu keras, bisa menyebabkan pelebaran pori-pori pada kain tersebut.

Meski begitu, penting untuk memilih masker sesuai dengan tingkat risiko dan kemampuan ekonomi kita masing-masing.

“Jadi perlindungan seminimal apa pun yang kita mungkin gunakan, gunakanlah,” tambah Januar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau