Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu Maudy Ayunda Pindahkan Sekolah Anaknya karena Harus Menghafal Nama Kecamatan

Kompas.com - 31/10/2023, 07:14 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Maudy Ayunda dikenal sebagai artis yang memiliki prestasi mentereng di dunia akademik.

Ia menempuh pendidikan sarjana di Universitas Oxford, Inggris lalu melanjukan S2 di Universitas Stanford yang merupakan kampus terbaik nomor dua di dunia.

Tak main-main, pelantun "Perahu Kertas" itu bahkan lulus dengan gelar ganda sekaligus, di jurusan bisnis dan pendidikan.

Baca juga: Maudy Ayunda Pilih Suami dengan Pendidikan Setara, Apa Pentingnya?

Padahal perempuan kelahiran 1994 itu juga sempat diterima di Universitas Harvard meskipun tak jadi diambil.

Dalam berbagai wawancara, Maudy kerap menyebut pengaruh orangtuanya yang membangkitkan minatnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin.

Cerita ibu Maudy Ayunda pilihkan sekolah untuk anaknya

Di sisi lain, sejumlah warganet menilai prestasi akademik Maudy Ayunda sebenarnya tidak terlalu istimewa.

Hal ini tak lain karena riwayat bintang Losmen Bu Broto itu bersekolah di sekolah international di Jakarta, yang kurikulumnya lebih unggul dan uang sekolahnya jelas jauh lebih mahal.

Jadi wajar saja jika ia akhirnya diterima di berbagai univeritas kelas dunia itu.

Baca juga: 6 Inspirasi Cara Didik Ibu Maudy Ayunda

Seakan menjawab hal tersebut, ibu Maudy Ayunda, Muren Murdjoko, berbagi cerita soal pengalamannya memilih sekolah anaknya via unggahan Instagram.

Kisahnya itu dibagikan tahun 2021 tapi kembali viral di media sosial da jadi bahasan warganet.

Muren menjelaskan, anaknya sebenarnya sempat TK dan SD di sekolah dengan kurikulum nasional tapi ia kecewa karena anaknya diminta menghafal nama kecamatan di Jakarta.

"Sy kecewa atas materi pembelajaran kala itu , dimn murid diminta menghapal nama2 kecamatan di Jkt, & materi2 hapalan lain yg sy anggap krng tepat. Sejak itu, ad sj materi belajar anak2 yg mbuat sy tdk nyaman," tulisnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Muren (@muren.s)

Bingung harus protes pada siapa, Muren berinisiatif mencari sekolah lain yang lebih sesuai.

Ia sempat menjelajah beberapa SD dan mengintip proses belajar mengajarnya sampai akhirnya mendapatkan sekolah yang pas di hati.

"Hingga suatu hari, sy mendptkan 1 SD berkurikulum Nasional Plus, yg terbilang msh baru, & bahkan anak sy baru akan mjadi angkatan ke 2 disekolah itu & bermurid hnya 9 org per kelas," tulisnya.

Baca juga: Kisah Maudy Ayunda, Selalu Bawa Susu Oat Saat Hangout di Kafe

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com