Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti BCL, 6 Pertanyaan Penting Sebelum Yakin Menikah Lagi

Kompas.com, 4 Desember 2023, 10:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber The Knot

KOMPAS.com - Bunga Citra Lestari (BCL) menikahi Tiko Aryawardhana, hampir empat tahun setelah Ashraf Sinclair wafat.

Pernikahan penyanyi sekaligus aktris ini digelar di Bali pada Sabtu (2/12/2023) lalu, yang dihadiri pula oleh keluarga mendiang suaminya.

Baca juga: Nikahi BCL, Tiko Aryawardhana Peluk Ayah Ashraf Sinclair

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bunga Citra Lestari (@itsmebcl)

Momen bahagia itu juga memicu pembahasan publik soal waktu yang dibutuhkan untuk move on dari kehilangan pasangan, seperti yang dilakukan bintang film Stupid Boss ini.

6 pertanyaan penting sebelum menikah lagi, seperti BCL

BCL tentu punya pertimbangan sendiri sebelum mantap mengakhiri masa jandanya.

Namun dilema serupa sebenarnya mungkin juga dialami banyak orang lain, yang ditinggal wafat pasangannya maupun bercerai.

Apalagi jika usianya masih tergolong muda dan memang ingin memiliki pendamping hidup lagi.

Baca juga: BCL Dikritik gara-gara Rencana Menikah Lagi, Aming: Enggak Apa-apa Juga Kalau Emang Cinta

Soal menikah lagi, kita memang sebaiknya tidak mengambil keputusan terburu-buru karena berbagai alasan yang perlu dipertimbangkan seperti finansial, emosional, atau bahkan keadaan tidak langsung.

“Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk menikah lagi,” kata Dr. Gary Stollman, pakar hubungan di Beverly Hills, dikutip dari The Knots.

"Seperti banyak keputusan dalam hidup, ini bukanlah keputusan yang bisa dianggap enteng."

Psikolog ini membagikan enam pertanyaan penting untuk diri sendiri, yang harus dijawab, untuk memastikan kesiapan kita menikah lagi:

“Apa yang memotivasi keinginanku untuk menikah?”

Seharusnya alasan terbaik untuk menikah lagi adalah kita benar-benar mencintai pasangan yang baru dan tidak sabar untuk menghabiskan hidup bersama.

“Beberapa orang memutuskan untuk menikah lagi karena mereka bosan menjadi lajang, karena mereka satu-satunya yang tersisa di lingkaran sosial mereka yang belum menikah, atau untuk menyenangkan teman dan keluarga,” ujar Dr. Stollman mengakui.

Baca juga: Pertimbangkan Ini Bila Ingin Menikah Lagi saat Sudah Punya Anak

"Apakah aku sudah memberikan cukup waktu pada diriku sendiri?"

Jangan terburu-buru menikah lagi meskipun kita merasa sudah benar-benar terpikat pasangan baru.

Ingat lagi soal hubungan yang lama dan berapa lama waktu telah berlalu sejak kita melajang.

Baca juga: Cara Menghadapi Kesedihan Saat Ditinggal Pasangan

Jika terasa terlalu cepat atau tidak nyaman berarti waktu masih tidak ideal.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau