Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Plastik Estetik Mirip Artis Korea Masih Diminati untuk 2024

Kompas.com, 13 Januari 2024, 08:05 WIB
Dinno Baskoro,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren kecantikan Korea Selatan tampaknya sukses menginspirasi banyak orang, termasuk di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, tak cuma produk perawatan wajah asal Korea yang meramaikan pasar kecantikan, pada tindakan bedah plastik, tidak sedikit pasien yang berusaha mendapatkan kecantikan khas artis Korea.

"Tren 2024 untuk bedah plastik orang Indonesia kiblatnya ke Korea, ya. Korean face semakin diminati belakangan ini," ujar dokter spesialis bedah plastik rekontruksi estetik, dr. Puri Ambar Lestari, Sp.BP-RE dari Aesthica Plastic Surgery & Aesthetic Center, saat ditemui Kompas.com di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024).

Baca juga: 3 Perawatan Gigi Estetik Paling Laris, Ada Bleaching

Beberapa tindakan bedah plastik yang terinspirasi dari artis Korea meliputi bedah dagu, rahang, kelopak mata, dan hidung.

Lanjut Puri, salah satu alasan tren operasi plastik mirip artis Korea semakin digemari karena kontur wajah orang Korea punya kemiripan struktur dengan wajah orang Indonesia.

Hal itu pula yang membuat peluang keberhasilan tindakan bedah plastik menjadi lebih tinggi.

"Secara anatomi kan kontur wajah kita dan Korea termasuk Asia, jadinya tidak jauh berbeda. Mungkin kalau kiblatnya ke arah wajah orang Turki justru dibentuknya juga akan sulit," jelasnya.

Bawa referensi foto artis Korea

Bahkan, Puri melanjutkan, sebagian besar dari pasiennya juga tak ragu membawa foto artis di drama Korea sebagai referensi saat ingin mengubah tampilannya agar menyerupai sang idola.

Kendati demikian, bukan berarti dengan membawa referensi lalu prosedur bedah plastik estetik bisa dilakukan sesuai keinginan pasien.

Puri mengatakan, dirinya terus mengedukasi setiap pasien supaya tidak mudah memutuskan sesuatu, apalagi mengubah bentuk wajahnya dengan operasi plastik.

Baca juga: 3 Artis Korea yang Wajahnya Paling Sering Ditiru untuk Operasi Plastik

Sebab, ada banyak prosedur yang perlu disetujui dan dipahami sebelum tindakan bedah dilakukan.

Ini meliputi pasien dalam keadaan sehat secara fisik dan mental, menyesuaikan ekspektasi pasien, hingga sejumlah prosedur lain yang perlu dipahami pasien.

"Harus diberikan edukasi dulu. Ditinjau dari banyak aspek, karena untuk melakukan tindakan ini, pasien harus dalam kondisi bahagia dan ikhlas. Pasien juga harus mempercayai dokter secara penuh, maksudnya agar tidak depresi karena ekspektasinya tidak sesuai harapan," tambahnya.

Jika memang ada pasien yang sulit diberikan edukasi serta pemahaman sesuai prosedur, Puri dan timnya dapat menolak keinginan pasien untuk prosedur bedah plastik tersebut.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau