Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 3 Mei 2024, 08:13 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Jika kamu menyukai olahraga lari, ada kemungkinan kamu cenderung ingin semakin cepat dalam berlari agar bisa memperbaiki rekor pribadi saat mengikuti lomba di masa mendatang.

Kamu mungkin memikirkan berbagai cara untuk menjadi lebih cepat, misalnya mencari sepatu yang lebih ringan, atau menambahkan latihan sprint ke dalam rutinitas larimu.

Namun pernahkah kamu mempertimbangkan untuk berlari lebih lambat?

Mirip dengan jogging, gagasan di balik “lari lambat” (juga dikenal sebagai lari intensitas rendah) adalah bahwa dengan memperlambat kecepatan, kita dapat menempuh jarak lebih jauh dan melatih tubuh dengan berbagai cara, seperti membangun daya tahan, memperkuat otot, jantung dan paru-paru.

Secara keseluruhan, dengan lari lambat kita membiarkan tubuh beradaptasi dengan stres saat berlari dan mencegah cedera, yang akan membantu mencapai tujuan untuk berlari lebih cepat nantinya.

“Ada banyak bukti yang menunjukkan perubahan aerobik luar biasa yang bisa kita alami dengan lari lambat,” kata ahli jantung Tamanna Singh, MD.

Baca juga: Olahraga Lari, Latihan Ideal untuk Paru-paru yang Lebih Sehat

Dr. Singh, yang juga seorang pelari, berbagi manfaat lari lambat dan memberi kita beberapa tips tentang cara lari lambat.

Apa itu lari lambat?

“Cara terbaik untuk mengidentifikasi lari lambat adalah dengan menyamakannya dengan sensasi subjektif saat berlari. Saat lari lambat, kita dapat dengan mudah melakukan percakapan. Tidak ada terengah-engah antara dua atau tiga kata. Jika ingin menyanyikan lagu sambil berlari, kita masih bisa melakukannya,” kata Dr. Singh. 

Meski begitu, arti lari lambat dalam hal kecepatan tentu berbeda-beda bagi setiap pelari.

“Misalnya, untuk seseorang yang biasanya berlari sejauh 5 km dalam waktu 18 hingga 20 menit, kecepatan lambatnya akan tetap sedikit lebih cepat dibandingkan seseorang yang biasa menempuh 5 km selama 25 hingga 30 menit,” tambahnya.

Saat menyelesaikan lari lambat, kamu bahkan mungkin merasa seperti bisa terus berlari alih-alih merasa lelah dan kehabisan napas seperti saat berlari normal. Lari lambat seharusnya terasa nyaman dan tidak terlalu menantang.

Manfaat lari lambat

Meski terdengar bertentangan dengan usaha peningkatan performa lari, namun lari dalam tempo lambat memiliki beberapa manfaat, termasuk:

  • Membangun daya tahan 
  • Melatih sendi, ligamen, tendon, dan tulang terhadap stres akibat berlari.
  • Menyempurnakan postur lari
  • Memperkuat otot 
  • Memperkuat jantung dan paru-paru

Dengan memasukkan lari lambat ke dalam rutinitas, kita dapat meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap kelelahan.

Dan itu berkat peningkatan fungsi mitokondria. Mitokondria dapat ditemukan di hampir setiap sel di tubuh dan menghasilkan 90% energi tubuh kita. Mitokondria memproses oksigen dan mengubah makanan menjadi energi.

“Kita dapat meningkatkan kepadatan mitokondria dengan berlari perlahan, berlari secara aerobik,” jelas Dr. Singh.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau