Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Peran Komunikasi Orangtua dalam Pembentukan Perilaku Anak

Kompas.com - 03/06/2024, 14:41 WIB
Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Geofani Laurensia Sihura dan Dr. Raja Oloan Tumanggor, S.Ag*

DALAM dinamika hubungan orangtua-anak, komunikasi memainkan peran sentral. Lebih dari sekadar pertukaran kata-kata, komunikasi yang efektif menjadi fondasi bagi perkembangan anak, terutama di lingkungan pendidikan.

Komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak memainkan peran kunci dalam membentuk perilaku anak. Anak-anak belajar tentang norma, nilai-nilai, dan harapan keluarga melalui interaksi komunikatif sehari-hari.

Pola komunikasi yang positif dan mendukung dapat membantu anak memahami pentingnya tanggung jawab, empati, dan respek terhadap orang lain.

Sebaliknya, komunikasi yang tidak sehat atau kurangnya komunikasi dapat menyebabkan kebingungan, ketidakpastian, dan ketidakcocokan dalam perilaku anak.

Komunikasi yang terbuka dan mendukung antara orangtua dan anak juga memiliki dampak langsung pada keberhasilan akademis anak di sekolah.

Ketika orangtua secara teratur berkomunikasi dengan anak tentang pentingnya pendidikan, memberikan dukungan dalam mengerjakan tugas, dan terlibat dalam proses pembelajaran, anak cenderung merasa lebih termotivasi dan percaya diri dalam pencapaian akademis mereka.

Orangtua yang aktif dalam mengikuti perkembangan akademis anak juga dapat memberikan bantuan yang lebih baik dalam mengatasi kesulitan belajar yang mungkin timbul.

Komunikasi orangtua juga memengaruhi perilaku sosial anak di lingkungan sekolah. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana komunikasi terbuka, penuh kasih, dan mendukung cenderung lebih mampu berinteraksi dengan teman sebaya dan guru dengan baik.

Mereka juga belajar untuk memecahkan konflik secara konstruktif dan mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal yang kuat.

Sebaliknya, kurangnya komunikasi atau pola komunikasi yang tidak sehat antara orangtua dan anak dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, konflik, bahkan isolasi di sekolah.

Karakteristik komunikasi yang sehat

Pertama, komunikasi yang terbuka dan jujur adalah fondasi dari hubungan yang baik antara orangtua dan anak. Anak perlu merasa bahwa mereka bisa berbicara dengan orangtua mereka tanpa takut untuk dievaluasi atau dihakimi.

Dengan menciptakan lingkungan di mana anak merasa nyaman untuk berbagi pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka, orangtua dapat memperkuat ikatan emosional dengan anak dan membangun kepercayaan yang kuat (Supardi, 2015).

Kedua, mendengarkan dengan empati. Salah satu keterampilan komunikasi yang paling penting adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan empati.

Ini berarti tidak hanya mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh anak, tetapi juga mencoba memahami perasaan, kebutuhan, dan perspektif mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com