Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Wajib Tahu, Kandungan Berbahaya yang Tidak Boleh Ada di Skincare Bayi

Kompas.com, 8 Juli 2024, 12:00 WIB
Devi Pattricia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membeli produk perawatan kulit bayi memang harus sangat selektif, apalagi jika kamu memiliki bayi dengan tipe kulit sensitif.

Bukan hanya memperhatikan manfaat produk, tetapi para orangtua juga harus memperhatikan kandungan dari produk tersebut agar tidak memicu reaksi iritasi pada kulit si kecil.

Product Development Pielmoist dr. Yulia Lestari membeberkan beberapa kandungan berbahaya yang harus dihindari saat memilih produk skincare bayi. Selain itu, kamu bisa mengetahuinya dengan melihat komposisi yang ada di bagian kemasan. Berikut penjelasannya.

SLS dan SLES

Sodium Lauryl sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES) menjadi dua kandungan yang seringkali digunakan produk sabun.

Keduanya bertujuan untuk menghasilkan busa yang berlimpah ketika terkena air dan kulit.

Dr. Yulia mengungkap dua kandungan tersebut bisa memicu alergi dan iritasi pada kulit bayi. Reaksi alergi yang ditimbulkan pun bisa jauh lebih cepat pada anak-anak yang memiliki kulit sensitif.

“Produk skincare yang mengandung SLS ataupun SLES itu tuh bisa disebut kayak surfaktan. Jadi dia tuh yang bisa bikin busa banyak di sabun,” kata dr. Yulia kepada Kompas.com saat ditemui di Menara Kompas, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Ketahui, Kandungan yang Tidak Boleh Ada dalam Skincare Anak

Paraben dan alkohol

Kemudian, dr. Yulia juga mengimbau para orangtua untuk memilih produk skincare bayi dengan kandungan paraben dan alkohol.

Paraben dianggap bisa mencegah pertumbuhan bakteri. Namun ketika dipakai langsung ke kulit bayi, maka kulit bisa menjadi kering dan sangat rentan terjadi iritasi.

“Kemudian pastikan tidak menggunakan paraben ataupun pengawet dan alkohol supaya kulit anaknya tidak kering dan tidak mudah iritasi,” jelasnya.

Selain itu, paraben juga bisa mengganggu sistem hormon yang dikhawatirkan bisa menghambat tumbuh kembang si kecil.

Fragrance atau pewangi

Siapa yang masih sering mencari produk skincare bayi yang wangi semerbak? Biasanya aroma yang kuat dari skincare menandakan produk tersebut mengandung pewangi tambahan.

Alih-alih membuat si kecil harum seharian, skincare yang mengandung pewangi justru bisa menimbulkan alergi serta ruam pada kulit anak, loh.

“Terus kalau produk anak juga diusahakan yang minimal wanginya gitu, minimum fragrance. Karena dari fragrance juga bisa bikin iritasi pada kulit anak,” ujar dr. Yulia.

Dr. Yulia menyarankan untuk cari produk skincare anak tanpa aroma berlebih untuk menjaga keamanannya.

Kandungan pelembab rendah

Bayi dan anak-anak membutuhkan produk yang bisa menjaga kelembapan kulitnya. Maka sangat penting untuk memberikan produk dengan kandungan pelembab yang tinggi.

Selain menutrisi kulit agar tetap sehat, pelembab juga membantu meminimalisir kemungkinan kulit anak mengalami iritasi akibat kulit yang kering.

Sehingga sebaiknya kamu memperhatikan komposisi pelembab pada produk skincare bayi sebelum membelinya.

“Pastinya kandungan yang tidak disarankan dalam produk bayi itu yang kandungan pelembabnya juga rendah,” tuturnya.

Baca juga: 3 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Beli Skincare Bayi

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau