Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Nilai jelek kerap membuat seorang anak merasa rendah diri dan membuat orangtua merasa kecewa.
Menurut Psikolog Pendidikan Karina Adistiana, penting bagi orangtua untuk mengajak anaknya berefleksi dalam berbagai kegagalan termasuk mendapatkan nilai yang jelek.
"Yang bisa dilakukan orangtua adalah membantu anaknya berefleksi," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Selasa (17/12/2024).
Bantuan tersebut adalah bagaimana orangtua mengajak anak untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan anak gagal dalam ujian.
Refleksi berguna agar anak-anak benar-benar memperbaiki kelemahan mereka dan tumbuh lebih baik.
"Dengan refleksi anak akan merasa 'Oh berarti saya harus belajar di sini nih karena kekurangan saya di sini'," jelas Karina.
Baca juga:
Sayangnya, proses ini tidak diajarkan di sekolah. Ketika anak mendapat nilai buruk, seringkali solusi yang ditawarkan adalah remedial atau mengulang ujian.
Anak-anak tidak diajak memahami penyebab kesalahan mereka. Untuk melakukan refleksi, berikut beberapa pertanyaan yang bisa didiskusikan bersama anak:
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengajak anak untuk menganalisis proses belajarnya.
Dengan begitu, ketika mereka, mereka tahu apa yang harus diperbaiki dan memiliki fokus yang jelas.
Baca juga:
Sayangnya, nilai jelek sering diartikan sebagai “kurang belajar” atau malas tanpa mempertimbangkan faktor lain.
Padahal, bisa jadi anak sebenarnya sudah belajar, tapi memang belum mengerti apa yang dipelajarinya.
"Dia sudah coba belajar, belajar, belajar, tapi memang ada bagian yang dia tidak paham dan perlu bertanya pada orang lain," ungkap Karina.
Bisa juga karena ada hal lain yang menganggunya, sehingga ia tidak bisa belajar dengan optimal untuk mempersiapkan ujian.
Misalnya, masalah di luar sekolah atau tidak sengaja tertidur karena kelelahan setelah membantu orangtua.
Sehingga, berefleksi juga penting untuk memahami kesulitan apa yang dirasakan oleh anak.
"Kita enggak pernah tahu karena nilai itu tidak hanya sebuah angka, tapi juga menggambarkan sesuatu yang belum kita ketahui," tutup Karina.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang