Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 18 Desember 2024, 20:50 WIB
Silmi Nurul Utami,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Nilai jelek kerap membuat seorang anak merasa rendah diri dan membuat orangtua merasa kecewa. 

Menurut Psikolog Pendidikan Karina Adistiana, penting bagi orangtua untuk mengajak anaknya berefleksi dalam berbagai kegagalan termasuk mendapatkan nilai yang jelek. 

"Yang bisa dilakukan orangtua adalah membantu anaknya berefleksi," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Selasa (17/12/2024). 

Bantuan tersebut adalah bagaimana orangtua mengajak anak untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan anak gagal dalam ujian. 

Refleksi berguna agar anak-anak benar-benar memperbaiki kelemahan mereka dan tumbuh lebih baik.  

"Dengan refleksi anak akan merasa 'Oh berarti saya harus belajar di sini nih karena kekurangan saya di sini'," jelas Karina. 

Baca juga:

Sayangnya, proses ini tidak diajarkan di sekolah. Ketika anak mendapat nilai buruk, seringkali solusi yang ditawarkan adalah remedial atau mengulang ujian. 

Anak-anak tidak diajak memahami penyebab kesalahan mereka. Untuk melakukan refleksi, berikut beberapa pertanyaan yang bisa didiskusikan bersama anak:

  • Menurut anak apa yang membuat nilainya jelek?
  • Bagian mana dari materi yang tidak dikuasai?
  • Apakah waktu untuk belajar sudah cukup? 
  • Apakah perlu seseorang untuk membantu belajar? 
  • Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya?  

Pertanyaan-pertanyaan tersebut mengajak anak untuk menganalisis proses belajarnya.

Dengan begitu, ketika mereka, mereka tahu apa yang harus diperbaiki dan memiliki fokus yang jelas. 

Baca juga:

Sayangnya, nilai jelek sering diartikan sebagai “kurang belajar” atau malas tanpa mempertimbangkan faktor lain. 

Padahal, bisa jadi anak sebenarnya sudah belajar, tapi memang belum mengerti apa yang dipelajarinya. 

"Dia sudah coba belajar, belajar, belajar, tapi memang ada bagian yang dia tidak paham dan perlu bertanya pada orang lain," ungkap Karina. 

Bisa juga karena ada hal lain yang menganggunya, sehingga ia tidak bisa belajar dengan optimal untuk mempersiapkan ujian.

Misalnya, masalah di luar sekolah atau tidak sengaja tertidur karena kelelahan setelah membantu orangtua.

Sehingga, berefleksi juga penting untuk memahami kesulitan apa yang dirasakan oleh anak. 

"Kita enggak pernah tahu karena nilai itu tidak hanya sebuah angka, tapi juga menggambarkan sesuatu yang belum kita ketahui," tutup Karina.   

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau