Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 4 Januari 2025, 08:31 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

 KOMPAS.com - Di setiap generasi, semua orangtua pasti memiliki tantangan tersendiri dalam membesarkan anak.

Melahirkan anak yang termasuk ke dalam Generasi Beta juga memiliki sederet tantangan, terlebih generasi ini diprediksi akan jauh lebih mahir dalam memanfaatkan teknologi.

Tantangan Orangtua dengan Anak Generasi Beta

Berikut 4 tantangan yang perlu diketahui para orangtua yang memiliki anak Generasi Beta.

Baca juga: Memulai Tahun 2025, Selamat Datang Generasi Beta

1. Mengelola screen time anak

Psikolog Juhi Pandey menjelaskan, teknologi yang canggih membuat anak-anak Gen Beta mudah kecanduan.

Oleh sebab itu, peran orangtua sangat penting dalam membatasi screen time atau waktu anak bermain gawai.

Para orangtua juga harus bisa memberikan contoh kepada anak dalam memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan bijak.

“Orangtua perlu mencontohkan kebiasaan teknologi yang sehat bagi dirinya dan sang anak. Keseimbangan antara memanfaatkan teknologi untuk belajar dan mencegah penggunaan berlebihan adalah hal yang penting,” jelas Pandey, dikutip dari ETV Bharat, Jumat (3/1/2024).

2. Mengajarkan perilaku ramah lingkungan

Selain itu, ia juga mengimbau para orangtua untuk mengajarkan anak peduli terhadap kelestarian lingkungan sejak kecil.

Sebab, anak-anak Gen Beta akan mengalami berbagai tantangan dari krisis iklim. Sehingga sangat penting untuk menjaga keberlangsungan bumi sebagai rumah seluruh umat manusia.

Fokus pengertian Gen Beta harus dimulai dari edukasi daur ulang hingga menerapkan gaya hidup minimalis, serta tanggung jawab lingkungan.

3. Kemampuan berpikir kritis

Kemudahan teknologi dan informasi di era pertumbuhan Gen Beta juga bisa berdampak pada pola pikir mereka. 

Memperoleh pengetahuan dan informasi dengan mudah dengan bantuan AI, jangan sampai membatasi pola berpikir anak.

Baca juga: Ketahui 5 Karakteristik Generasi Beta, Anak yang Lahir Mulai Tahun 2025

Jika anak terlalu bergantung pada teknologi, khawatirnya akan membuat daya pikir kritisnya menjadi menurun. Maka, penting untuk tidak membuat anak terlena dengan kemudahan teknologi digital.

4. Ketidakseimbangan kehidupan dan bekerja 

Menyadur dari Unis Hanoi, penggunaan teknologi AI di berbagai aspek kehidupan Gen Beta memang bisa mempermudah segala aktivitasnya.

Akan tetapi, hal ini bisa membuat pekerjaan seseorang lebih fleksibel dan tidak kenal waktu. Alhasil muncullah budaya kerja yang ‘selalu aktif’, yang menuntut adaptasi dan berpotensi.

Kondisi ini akan memengaruhi keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Dalam jangka panjang juga bisa berdampak pada kesehatan mental Gen Beta. 

Baca juga: 5 Keunggulan Anak-anak Generasi Beta, Termasuk Kreativitas Tanpa Batas

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau