Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknik Mindfulness Redakan Kekhawatiran Berlebihan agar Tidak Stres

Kompas.com, 15 Mei 2025, 13:30 WIB
Nuril Laili Azizah

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa pikiran terus-menerus dipenuhi kekhawatiran yang sulit dihentikan? Entah soal pekerjaan, masa depan, atau hal kecil yang membesar di kepala.

Kekhawatiran berlebihan mengaktifkan sistem stres tubuh tanpa henti, dan jika tidak dikendalikan, bisa berkembang menjadi stres kronis yang berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental. 

Salah satu cara yang terbukti efektif untuk meredam kekhawatiran adalah dengan latihan mindfulness. Simak tips mengatasi kekhawatiran berlebih agar tidak menjadi stres kronis.

Baca juga: 6 Cara Melatih Mindfulness Setiap Hari, Bisa Bikin Lebih Tenang

1. Latih rasa syukur

Dikutip dari Headspace, mencatat hal-hal yang kamu syukuri setiap hari dapat membantu mengalihkan fokus dari pikiran negatif dan mengurangi siklus kekhawatiran.

Misalnya, menulis tiga hal yang membuat kamu merasa bahagia setiap hari, seperti menikmati secangkir kopi atau berbincang dengan teman.

2. Menulis jurnal

Ilustrasi journalingDok. Shutterstock/Ground Picture Ilustrasi journaling

Menuliskan kekhawatiranmu dalam jurnal dapat membantu melepaskan stres dari pikiran dan tubuh. Cobalah latihan menulis bebas di mana kamu menuliskan apa pun yang ada di pikiran.

Baca juga: 5 Manfaat Terapkan Mindfulness dalam Keseharian, Bisa Kurangi Depresi

3. Meditasi mindfulness

Ilustrasi meditasi mindfulness untuk mengatasi insomniaPexels /Mikael Blomkvist Ilustrasi meditasi mindfulness untuk mengatasi insomnia

Meditasi membantu kamu hidup di saat ini dan mengurangi fokus pada pikiran cemas tentang masa depan.

Dengan latihan, kamu dapat mengembangkan kesadaran yang memungkinkan melihat apa yang diciptakan pikiranmu dan menjadi kurang terpicu oleh kekhawatiran.

Baca juga: Teknik Mindfulness untuk Mengelola Stres: Sudahkah Anda Mencobanya?

4. Kenali apa yang di luar kendali kamu

Membedakan antara hal-hal yang dapat kamu kendalikan dan tidak, dapat membantu melepaskan skenario terburuk yang berada di luar kendalimu. Ini mencegah terjebak dalam spiral kekhawatiran tanpa solusi.

5. Bicara dengan orang terdekat

Ilustrasi korban KDRT curhat dengan teman.Shutterstock Ilustrasi korban KDRT curhat dengan teman.

Dikutip dari Masterclass, mengekspresikan pikiran cemas kamu kepada teman atau anggota keluarga yang dipercaya dapat memberikan perspektif luar yang membantu kamu merasa lebih tenang.

Baca juga: Fokus, Cara Menerapkan Mindfulness agar Kerja Lebih Produktif

6. Latihan pernapasan dalam

Teknik pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh kamu, mengembalikan fokus ke saat ini dan menjauhkan dari pikiran negatif.

Baca juga: Apakah Terapi Mindfulness Dapat Membantu Fase Manik dalam Bipolar Disorder?

7. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental

Jika kekhawatiran kamu terasa terlalu berat untuk diatasi sendiri dan mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental.

Mereka dapat mengajarkan strategi koping yang membantu mengubah pola pikirmu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau