Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Orang Bisa Hidup Sampai 100 Tahun? Peneliti Ungkap Rahasia Panjang Umur

Kompas.com, 16 Agustus 2025, 18:10 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber yahoo

KOMPAS.com - Bisa hidup hingga usia 100 tahun tentu bukan hal yang biasa. Namun rupanya, ada pola menarik yang ditemukan sains tentang orang-orang yang berumur panjang. 

Studi tersebut menemukan, bahwa orang yang berumur panjang cenderung lebih jarang terkena penyakit serius dan lebih kecil kemungkinan menderita kondisi fatal dibanding orang lain.

Lebih jarang sakit berat

Sebuah studi di Swedia tahun 2024 yang dimuat dalam jurnal GeroScience meneliti data orang berusia 60 tahun ke atas yang lahir antara 1912-1922.

Baca juga: 6 Rahasia Umur Panjang Mahathir Mohamad yang Berusia 100 Tahun

Mereka diikuti sejak 1972 hingga 2022 untuk melihat usia kematian serta kondisi medis yang dialami, seperti stroke, serangan jantung, kanker, hingga patah tulang pinggul, dikutip dari Yahoo, Sabtu (16/8/2025).

Hasilnya, orang yang hidup sampai 100 tahun memiliki risiko lebih rendah terhadap hampir semua penyakit, kecuali patah tulang pinggul.

Dengan kata lain, mereka lebih banyak menunda munculnya penyakit, bukan sekadar bertahan hidup dengan kondisi sakit.

Temuan ini menantang pandangan lama, bahwa umur panjang otomatis berarti tubuh lebih rentan sakit.

Justru sebaliknya, centenarian atau orang-orang yang berusia 100-an, terbukti bisa menjaga tubuh tetap lebih sehat hingga usia lanjut.

Minim risiko penyakit jantung

Riset lanjutan yang diterbitkan di The Lancet pada Agustus 2025 meneliti bagaimana orang tua mengumpulkan dan mengelola kondisi kesehatan sepanjang hidup mereka, alih-alih menghindarinya.

Hasilnya, centenarian ternyata mengalami lebih sedikit penyakit sepanjang hidupnya, dan kalau pun sakit, kondisi itu muncul secara bertahap dan lebih lambat dibanding orang lain. 

Para peneliti juga menemukan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan diagnosis yang paling umum terjadi di semua usia, tapi kontribusinya terhadap beban penyakit keseluruhan di antara mereka mencapai usia 100 tahun lebih kecil. 

Menariknya, kanker lebih sering muncul di usia 100 tahun, tapi gangguan seperti kecemasan atau demensia justru lebih jarang dialami. 

Baca juga: Kesaksian Anak Seorang Centenarian yang Juga Ingin Hidup 100 Tahun

Gaya hidup generasi tradisional

Selain faktor medis, pola hidup juga berperan besar. Dr. Macie P. Smith, gerontologist sekaligus pekerja sosial berlisensi asal Carolina Selatan, menyebut bahwa generasi lama hidup dengan cara yang lebih sederhana.

Radiasi, zat aditif, pengawet, dan pewarna buatan dalam makanan adalah kebiasaan yang biasa dihindari oleh orang-orang yang mencapai usia 100 tahun. 

Menurut Smith, mereka juga tidak banyak terpapar oleh obat-obatan modern, dan lebih mengandalkan pengobatan alami dan makanan organik.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau