Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Richdjoe, Bangun "Barbershop" dengan Merekrut Anak Jalanan...

Richdjoe merupakan tempat pangkas rambut bergaya modern-classic. Didirikan pada Februari 2015, Richdjoe langsung menjelma menjadi barbershops paling ‘advance’ di Malang kala itu. 

Kompas.com dalam program Chief Barber Voyage 2018, berkesempatan bertemu langsung dengan sang pemilik yang juga akrab disapa Djoe.

Pertemuan dengan pria 37 tahun itu dilakukan langsung di cabang pertama Richdjoe Barbershops, Jalan Bungo Coklat, Jatimulyo, Malang.

Djoe mengungkapkan, awal mulanya Richdjoe didirikan dengan modal nekat.

Setelah menikah, Djoe dan sang istri memutuskan untuk hijrah ke Malang. Karir belasan tahun di bank ditinggal, untuk memulai lembaran baru di kota kelahiran sang istri.

Mulanya, Djoe dan istri ingin mengurus usaha keluarga, namun Djoe justru kepincut membuka usaha lain.

“Benar-benar modal nekat, karena pilih tempat dulu, tapi enggak tahu mau usaha apa,” ungkap pria bernama lengkap Djoko Prihatin, Malang, Selasa (21/8/2018).

Sempat terpikir terlintas di benak Djoe untuk ikut-ikut di dunia kuliner, namun tak terealisasi.

Pilihan paling konkret, kata Djoe, kala itu adalah dengan membuat barbershop.

Ini didasari tren pangkas rambut yang sudah sampai Malang, namun belum didukung fasilitas pangkas mumpuni. 

Dia tak menampik sudah lebih dulu ada barbershop di Malang, namun pendahulunya tak seserius Djoe yang membawa konsep modern-classic, termasuk fasilitas lain seperti bangku dan lain-lain.

Rekrut anak jalanan

Ide Djoe pun terealisasi dan barbershop pun dibangun. Namun ada masalah lain yang baru muncul, para pemangkas rambut atau barberman yang justru belum terisi. 

Djoe yang baru di Malang pun memutuskan turun sendiri ke lapangan, dan merekrut para pemangkas.

Menariknya, alih-alih mencari profesional, Djoe justru membuka lebar-lebar peluang kerja bagi anak-anak jalanan.

Djoe turun langsung dengan “door to door” ke berbagai komunitas, termasuk anak-anak jalanan.

“Alasan di balik ini karena niat semula membangun barbershop adalah ingin membantu dan dukung teman-teman yang secara skill mampu, namun tidak memiliki kesempatan dan penghasilan layak,” ucap Djoe.

Sistem perekrutan Djoe mudah, dengan menanyai setiap komunitas, apakah ada seseorang yang pernah dan bisa memangkas rambut.

Tak perlu skill tinggi, karena yang dibutuhkan hanya sekadar bisa memotong dulu.

“Setelah ada, saya baru ajak dan rekrut mereka.”

“Tentu menarik, karena biasanya mereka penghasilan rendah, namun saat itu dari hasil pangkas rambut bisa mendapatkan upah lebih besar,” kata Djoe. 

Menjanjikan

Usaha Djoe pun membuahkan hasil. Dalam tiga tahun berdiri, kini Richdjoe memiliki lima cabang, termasuk di Jember dan Surabaya.

Selain itu, program merekrut anak-anak jalanan pun terbilang sukses, karena menghasilkan pemangkas andal. 

“Meskipun pada akhirnya mereka memilih pindah ke luar, namun cukup bangga karena bisa membuat mereka mendapatkan kesempatan lebih baik,” ungkap Djoe.

Sekali pun tergolong besar, hingga kini Djoe masih membuka peluang bagi anak-anak jalanan yang memiliki kemampuan, namun kesempatan terbatas.

Djoe membungkus kesempatan itu dalam care-each-other atau CEO Program. 

Dalam sistem tersebut, orang-orang yang tertarik akan dilatih setiap hari selama tiga bulan. Pelatihan mulai dari cara memangkas hingga manajemen barbershop. 

“Syaratnya satu, mereka niat bekerja dan memang memiliki motivasi,” ungkap Djoe.

Beragam

Sementara itu, Fatsi Anzani Hakim, Co-Founder Chief Company, yang menggagas Chief Barber Voyage 2018 mengungkapkan, keberadaan Richdjoe merupakan bagian dari warna baru dalam dunia bisnis pangkas rambut. 

Richdjoe, kata Fatsi, berhasil bertahan dalam dunia bisnis pangkas rambut, terutama pada masalah pemangkas.

"Dia cerita sudah ngapain aja dan salah satu yang menarik adalah Care-Each-Other. Program dia menarik, karena salah satu cara dia bertahan di bisnis dia," ungkap Fatsi.

"Pesan di akhir adalah kalau orang ada motivasi bertahan hidup, akan keluar ide originalitas, sama seperti dengan bisnis dia yang bertahan hidup, dia mencari jalan."

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/22/130000220/cerita-richdjoe-bangun-barbershop-dengan-merekrut-anak-jalanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke