Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Sukses Helm Trooper, "Modal Dengkul" Ubah "Passion" Jadi Fesyen

Namun tak hanya untuk alasan keselamatan, helm pun --bagi banyak biker, menjadi elemen krusial yang membuat tampilan mereka menjadi lebih keren, bersama "tunggangan"-nya.

Maka tak heran, tak sedikit orang yang mengoleksi beragam helm, hanya karena merek atau citra yang tersemat pada pelindung kepala itu.

Harganya pun tak bisa disebut murah. Untuk helm-helm buatan Jepang atau Italia, para penggemar harus merogoh kocek dalam-dalam sebelum bisa memakainya di jalan raya.

Nah di sisi lain, ada "aliran" lain di antara para pecinta helm yang merasa produk helm pabrikan atau bahkan yang branded sekali pun dirasa membosankan. 

Lihat: Bergaya dengan Helm Kustom

Kelompok ini biasanya lalu mengalihkan pilihan mereka dengan membuat helm "custom".

Di Solo, Jawa Tengah, ada perajin helm yang membuat kreasi "custom" tersebut. Mereka menamakan diri Trooper.

Trooper memberi "angin segar" bagi para biker -khususnya pengemar helm, yang ingin tampil beda, dengan pelindung kepala yang didesain khusus sesuai selera.

Alhasil, apa yang dilakukan pria asli Solo ini pun kian berhasil memikat perhatian banyak orang.

"Jadi, awalnya itu hobi motor custom. Lalu, saya rasa helm yang dijual di jalan itu kurang cocok untuk berkendara pribadi," ungkap dia.

Keinginan Oki untuk membuat helm yang berbeda pun terwujud berkat tetangganya yang berprofesi sebagai perajin fiber.

"Saya tanya sama tetangga yang tukang fiber, 'Pak, bisa bikin helm dari fiber?'.

"Ternyata dia sanggup. Yah, jadinya saya bikin sendiri modelnya," ucap Oki yang ditemui Kompas.com.

Peristiwa di tahun 2015 inilah yang lalu memunculkan ide di kepala Oki untuk memproduksi helm costum yang dijual di pasaran.

Berbekal media sosial dan ilmu yang didapat semasa duduk di bangku kuliah, Oki pun merintis usahanya tanpa modal.

"Awal usaha itu ya nggak pakai modal. Promosi lewat sosial media lalu dijual dengan sistem pre order."

"Saya waktu kuliah juga diajari cara branding. Itu juga saya manfatkan," papar pemuda yang sekarang berusia 29 tahun itu.

Nyatanya, usaha yang dilakukan Oki tak sia-sia. Kini, ia telah memiliki 11 pekerja dengan total omzet di kisaran Rp 30-60 juta setiap bulannya.

Semua proses produksi helm dilakukan di Solo, dan sepenuhnya dengan proses manual alias hand made.

"Yang kita jual itu bukan hanya produk. Kita juga jual proses," kata dia.

Proses pembuatan sebuah helm memerlukan waktu 2-3 minggu, dan dijual di kisaran harga Rp 650.00 - Rp 1,5 juta.

Persaingan yang semakin tinggi, membuatnya mulai mempertimbangkan untuk membuat sendiri helm dengan model orisinil.

"Yah, tambah pesaing jadi kita bikin sendiri dengan model orisinil. Kebetulan yang desain saya sendiri dibantu teman-teman," ucap Oki.

Tak main-main. Enggak cuma pasar lokal, helm Trooper juga telah merambah pasar internasional.

Bahkan, Troopers telah berkali-kali melakukan pameran di berbagai kota di dunia.

"Pernah pameran di Malaysia, Amerika Serikat, dan di Eropa. Ada beberapa negara saya lupa," papar Oki.

Bagi Oki, mendesain dengan media helm sangat menarik dan memiliki perbedaan tersendiri.

Inilah yang membuat dia semakin tertarik untuk mendalami bisnis yang dijalaninya itu.

"Beda banget menggambar di media datar dan media yang bulat. Pasarnya juga anak-anak yang suka gaya desain handmade. Mungkin, itu yang bisa bikin kita survive," ucap Oki.

Selama ini, referensi Oki untuk menbuat helm kebanyakan berasal dari luar negeri. Bukan apa-apa, dia merasa referensi dari dalam negeri dirasa masih kurang.

Namun, ia mengaku terus menggali ide untuk meningkatkan hasil karyanya. "Kita gali ide terus juga sharing sama teman-teman lewat media sosial. Yang penting terus berkarya," ungkapnya.

Teknik pemasaran

Untuk segi pemasaran, Oki mengaku lebih banyak melakukannya lewat Instagram. Untuk itu, foto produk menjadi hal penting dalam branding.

"Foto produk harus yang jelas. Kita juga promosikan di komunitas dan endorsement itu juga sangat berpengaruh," paparnya.

Oki juga kerap berkolaborasi dengan brand atau seniman lain untuk mengingkatkan peluang pasar.

Kolaborasi ini, kata dia, juga memberi dampak besar bagi perkembangan produk Trooper.

"Masing-masing itu punya pasar dan followers sendiri. Dari situ kita kolaborasikan untuk membentuk isu yang menambah branding."

"Intinya itu, kita harus ngolah ide dan bagaimana kita memperlakukan calon konsumen," ucapnya.

Produk Trooper kini dipasarkan secara online dan offline.

Bagi yang ingin mendapatkannya secara langsung, bisa diperoleh di Kompleks Muara Market Kota Solo. Produk Trooper juga dipasarkan secara offline di Bandung dan Bali.

Gimana? Tertarik?

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/12/06/192633320/cerita-sukses-helm-trooper-modal-dengkul-ubah-passion-jadi-fesyen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke