Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Tahap Jitu Melawan Godaan Makan "Junk Food"

KOMPAS.com - Rasa renyah, manis atau gurih yang menempel di lidah saat mengudap junk food memang membuat kita selalu terbayang-bayang akan kelezatannya.

Bahkan, kita kerap gagal melawan godaan untuk memakannya meski sebenarnya konsumsi junk food menimbulkan banyak efek negatif untuk kesehatan.

Menurut ahli saraf Peter Hall, da Nicole Avena, ada empat tahapan yang membuat kita sangat ingin mengonsumsi junk food.

Dalam setiap tahapan tersebut kita bisa melakukan langkah pencegahan.

Berikut tahap-tahap munculnya keinginan konsumsi junk food dan cara mengatasinya.

Tahap 1: Munculnya keinginan

Saat mulai menginginkan kelezatan junk food, otak mengambil kenangan dari hippocampus dan memindahkannya ke dalam memori kerja.

Neurokimiawi yang baik, dopamin, dan opioid, mulai mengalir ke dalam sistem otak yang memicu kebutuhan akan rewards.

Cara mencegah

Jika ditangani lebih dini, maka akan lebih mudah untuk menahan godaan mengonsumsi junk food.

Cobalah untuk mengalihkan perhatian dengan berjalan cepat atau bermain game visual yang menguasi memori kerja kita, seperti tetris.

Tahap 2: keinginan mulai bertambah

Saat keinginan mengonsumsi junk food semakin tak tertahankan, korteks orbitofrontal ikut berperan.

Wilayah ini mengevaluasi memori, indera, dan pengalaman saat ini untuk menentukan seberapa baik keputusan untuk mengonsumsinya.

Dorongan untuk mengulangi pengalaman menyenangkan masa lalu tumbuh lebih kuat dan berubah menjadi fisik, menyalakan sistem saraf otonom.

Cara mengatasi

Alihkan isyarat lebih lanjut ini dengan menempatkan penghalang fisik antara kita dan godaan.

Simpan es krim di lemari es. Pilih rute pulang dari kantor yang tidak akan membawa kita melewati toko atau restoran yang menjual junk food.

Tahap 3: Keputusan

Korteks prefrontal dorsolateral, yang terletak di bagian depan kepala, merupakan faktor konsekuensi jangka panjang dari tindakan kita, norma sosial, dan motif lain untuk menahan diri.

Jika kita lapar, kurang tidur, atau stres, kita cenderung mudah tergoda untuk menuruti keinginan mengonsumsi makanan cepat saji.

Cara mengatasi

Fokuslah pada sisi negatifnya atau bayangkan makanan yang kita inginkan itu jatuh di lantai yang kotor.

Sebuah studi pencitraan otak menunjukkan latihan pikiran ini dapat segera meningkatkan aktivasi korteks prefrontal dorsolateral.

Tahap 4: Konsensi

Setiap satu gigitan melibatkan hampir semua indera, mengirimkan muatan data sensorik ke korteks gustatory kita.

Sel pencari rasa di seluruh sistem pencernaan mengirimkan sinyal kesenangan kembali ke otak.

Dopamin dan opioid mengalir dengan bebas, dan sulit untuk berhenti makan sebelum makanan tersebut benar-benar habis.

Cara mengatasi

Olahraga teratur memperkuat korteks prefrontal dorsolateral kita dengan memicu aliran darah yang kaya akan oksigen, hormon, dan glikogen yang tersimpan.

Semakin sering kita berolahraga, maka semakin kuat kedisiplinan kita, terutama untuk menahan godaan akan makanan cepat saji.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/14/150000020/4-tahap-jitu-melawan-godaan-makan-junk-food-

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com