Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tutup Hidung, Lalu Kunyah, Rasakan Aroma Khas Omi Hime Wagyu...

"Coba, mohon perhatiannya. Salah satu yang istimewa dari menikmati wagyu adalah aromanya yang khas, berbeda dengan aroma daging lain, wagyukoo" kata pria berjas abu-abu itu.

Wagyukoo adalah istilah untuk aroma wagyu yang muncul dan bisa dibaui dengan cara makan tertentu.

"Jadi tutup hidung anda, lalu masukkan wagyu ke dalam mulut, kunyah 2-3 kali, kemudian lepaskan jari dari hidung, akan muncul aroma khas wagyu," kata pria bernama Sawai itu.

Sawai adalah Chairman of Omi Beef Promotion Cooperation, yang membawa Omi Hime -salah satu wagyu tertua di Jepang- ke Indonesia.

Saat Kompas.com mencoba cara itu, memang terasa ada aroma unik yang kemudian muncul sesaat setelah daging lembut itu dikunyah.

"Aromanya memang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi aroma itulah yang menjadi pembeda khas wagyu," kata Sawai lagi.

Selain soal menutup hidung, sebelumnya dalam kesempatan yang sama Shintani Nouriyuki, master of butcher Omi Hime, sempat mempraktikkan cara menyantap shabu-shabu yang tepat.

Menurut dia, cara ini ideal agar daging yang lembut tak menjadi terurai dan berantakan saat berada di dalam air panas.

"Cukup celupkan beberapa saat, lalu lekas angkat kembali," kata dia.

Daging yang disantap dalam shabu-shabu tak perlu lama berada di dalam air mendidih. "Jika terlalu lama, aroma dan cita rasanya akan lenyap," ungkap Shintani.

Meski begitu, Shintani mengaku paham bahwa makan adalah persoalan selera. Sehingga tak pernah ada cara yang salah untuk menikmatinya.

"Jadi, bebaskan saja seperti apa yang Anda suka," kata pemilik Restoran Manyo di Prefektur Shiga Prefrecture, yang dikenal menyediakan wagyu Omi Hime ini. 

Baik Sawai maupun Shintani berharap pengetahuan detil tentang wagyu dan juga santapan khas Jepang semacam ini bisa disebarkan ke banyak orang, termasuk di Indonesia.

"Supaya banyak orang, termasuk di Indonesia, tahu tentang keistimewaannya," ucap Sawai.

Omi Hime beef adalah salah satu wagyu tertua di Jepang, yang berasal dari Prefektur Shiga.

Nah, setelah tahun lalu sukses mendatangkan daging premium Omi Hime beef, kini ditawarkan varian "secondary cut", dari jenis wagyu yang sama.

"Selama ini orang maunya yang premium cut, padahal yang secondary cut pun gak kalah cita rasanya, dengan harga yang lebih terjangkau," kata Shinta Kencana, Sales and Marketing Manager PT. Global Pratama Wijaya.

Suguhan berbentuk shabu-shabu dengan wagyu Omi Hime "free flow" tersebut hanya disediakan untuk menu brunch, setiap Sabtu dan Minggu, pukul 11.30-15.00, seharga Rp 1.580.000 per orang.

Mau mencicipi?

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/09/05/174558720/tutup-hidung-lalu-kunyah-rasakan-aroma-khas-omi-hime-wagyu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke