Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Kakak Adik Sering Tak Akur Setelah Dewasa

KOMPAS.com – Hubungan antar saudara yang tidak akur banyak ditemui, bahkan pada orang-orang terkaya dan terkenal seperti kakak beradik Pangeran William dan Pangeran Harry.

Kabar retaknya hubungan Pangeran William dan Pangeran Harry sudah berembus cukup lama. Namun, semakin meruncing setelah Pangeran Harry memutuskan untuk mundur dari anggota senior keluarga kerajaan.

Bagi banyak pemerhati berita kerajaan Inggris, setidaknya mereka yang punya saudara kandung, yang paling menggema adalah cerita hubungan antar saudara.

Kita mungkin tak bisa membayangkan bagaimana protokol kehidupan bangsawan yang kaku, tapi banyak dari kita mungkin mengalami rasa sakit karena hadirnya jarak dengan kakak atau adik di masa dewasa.

Anda tidak harus menjadi pendukung kerajaan yang untuk merasakan sedikit kesedihan karena melihat putra-putri mendiang Putri Diana berjalan ke arah yang berbeda.

“Mengingat bahwa kita semua menyaksikan kematian Ibu mereka, saya pikir narasi yang ingin kita saksikan adalah persahabatan yang erat seumur hidup dan hubungan antara kedua saudara ini. Tapi tentu saja, ini adalah pilihan hidup mereka,” kata John Duffy, seorang psikolog klinis dan penulis “Parenting the New Teen in the Age of Anxiety”.

Lagi pula, kedua pangeran itu adalah dua pria dewasa dengan kepribadian berbeda dan sudah memiliki keluarga sendiri.

“Ini adalah kejadian yang sangat umum terjadi pada saudara kandung. Hal itu tidak selalu menunjukkan keretakan, sering kali hanya preferensi yang berbeda dari keluarga. Saya sering menemui saudara yang saling berbeda satu sama lain. Mereka punya perbedaan minat dalam hal lokasi tempat tinggal, pekerjaan, kualitas pasangan, dan hampir setiap elemen gaya hidup mereka sendiri,” kata Duffy.

Sulit mempertahankan hubungan yang sama dengan yang dimiliki di masa kecil. Walau punya kesamaan genetik dan masa kanak – kanak, kecil kemungkinan untuk mengharapkan saudara kandung mengambil ruang sebanyak mungkin dalam kehidupan masing-masing saat mereka tumbuh dewasa.

Juga naif jika kita berpendapat menjauhkan diri dari saudara kandung adalah hal yang buruk. 

“Saya pikir kita delusi jika mengharapkan hubungan saudara tak berubah dari masa kanak-kanak dan bahkan lebih tidak rasional ketika salah mengartikan perbedaan menjadi persaingan antar saudara kandung,” kata Kiaundra Jackson, seorang terapis pernikahan dan keluarga di Los Angeles, California.

Kita dan kakak atau adik adalah manusia. Mereka berubah, berevolusi, tumbuh dan menginginkan hal-hal berbeda selama fase kehidupan mereka.

Lepas dari titel seorang pangeran, sebenarnya keluarga Cambridges dan Sussex memiliki cerita yang sederhana. Versi “merakyatnya”, bayangkan dua saudara kandung yang mewarisi sebuah pertanian keluarga.

Si kakak mungkin bersemangat untuk menjalankan bisnis keluarga, dan saudara yang lain mungkin memendam mimpi sekolah hukum dan punya kehidupan di kota. Pilihan keduanya sama-sama baik, hanya saja mereka mengambil pilihan berbeda.

Namun, ketika si petani dan pengacara tadi sudah di usia menikah, hal-hal akan menjadi semakin rumit karena para istri mereka memiliki pandangan yang sepenuhnya berbeda dan harapan pada kehidupan keluarga serta bisnis keluarga, sehingga ketegangan meningkat.

Kepala dingin

Dengan adanya perbedaan pandangan politik, keberhasilan karier, dan kemakmuran, maka kerenggangan hubungan pasti hadir.

Jika masing-masing berkepala dingin, hubungan keluarga tak akan terganggu. Masing-masing dapat membuat batasan, menghormati pilihan individu dan memberikan ruang untuk kepentingan terbaik bagi masing-masing.

“Kadang-kadang, jika kita memiliki keluarga yang toksik, menetapkan batasan yang kuat agar tak terlalu terlibat justru bisa membuat hubungan keluarga lebih terjaga,” katanya.

Persaingan masa kecil 

Dalam banyak kasus, persaingan masa kecil yang masih berlangsung memicu keretakan hubungan saudara, kata Jeanne Safer, seorang psikoanalis dengan spesialisasi masalah saudara kandung.

Mungkin orangtua senang membandingkan anak-anaknya dalam nilai di sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler. Atau seperti dalam kasus Harry dan William, monarki konstitusional dan urutan suksesi memberikan suasana kompetisi bagi masa kecil mereka.

William selalu dipersiapkan untuk menjadi raja Inggris masa depan, namun Harry telah semakin jauh dari garis sukses dengan setiap anak Cambridge yang baru lahir.

“Banyak saudara kandung tidak pernah pulih dari kepahitan pemberian yang tak merata, baik itu mahkota maupun uang. Bahkan jika saudara laki-laki atau perempuan Anda tidak akan menjadi raja atau ratu Inggris, mungkin ada preferensi orangtua yang terang-terangan, dan menimbulkan iri hati dan kesalahpahaman yang tidak pernah dibahas.”

Pasangan memicu perubahan 
Sesorang yang telah bersama sepanjang hidup mungkin akan melihat hal yang berbeda ketika saudaranya jatuh cinta dan melihat sesuatu dari sudut pandang pasangannya.

Kehadiran “orang luar” ke dalam keluarga bisa membuka mata kita pada keadaan sesungguhnya yang selama ini tidak kita lihat. Hal ini bisa membuat ketegangan baru.

Namun, pasangan juga dapat mengambil peran untuk mendamaikan serta memperkuat dan memperbaiki hubungan ketika saudara kandung sedang berselisih.

Faktanya, ketika sudah menikah, kesetiaan dan perhatian kita akan bergeser.

“Ini normal, jika Anda telah menjadi seorang suami dan orang tua baru – istri dan anak-anak, menjadi fokus Anda. Hal itu yang dapat mengubah hubungan dengan saudara kandung karena keluarga asal Anda tidak lagi menjadi prioritas," kata Jackson.

Bukan hanya normal; itu diharapkan sampai taraf tertentu. Jika Harry mengabaikan kebutuhan istri dan anaknya untuk mematuhi tradisi keluarga, dia juga akan mendapatkan kritik dari masyarakat.

Sangat penting membangun komunikasi yang lebih baik antara saudara kandung atau siapa pun dalam keluarga.

"Keretakan dan kerenggangan seringkali terjadi karena komunikasi yang kurang. Orang sering berbicara tentang apa yang memisahkan mereka, tetapi jarang tentang apa yang menyatukan mereka dalam keluarga," kata Duffy.

(Renna Yavin)

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/29/151000620/mengapa-kakak-adik-sering-tak-akur-setelah-dewasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com