Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Popcorn Termasuk Makanan untuk Diet Keto, Benarkah?

Jika kita siap menjalani diet keto, itu berarti bersiap untuk secara drastis memotong karbohidrat dan meningkatkan asupan makanan berlemak tinggi.

Ingat, tujuan utama dari diet ketogenik adalah membuat tubuh menjadi ketosis.

Ketosis adalah suatu keadaan metabolisme di mana tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar, dan bukan karbohidrat.

Lalu, benarkah popcorn termasuk ke dalam makanan yang tepat untuk diet keto?

Kepada Health, Naomi Whittell dari Gainsville, AS, penulis High Fiber Keto yang berbasis di Florida, Amerika Serikat, membantahnya.

Dia menjelaskan, popcorn terbuat dari jagung, yang merupakan biji-bijian (sebagai makanan tinggi karbohidrat).

Namun, ini tidak buruk bagi penggemar popcorn.

"Jika kita membuat popcorn di rumah dengan minyak kelapa, ditambah mentega dan garam, dua cup itu mengandung sekitar 12 gram karbohidrat dan beberapa gram serat," kata dia.

Jadi, apabila tujuan kita dengan diet keto adalah menjaga agar total karbohidrat di bawah 50 gram per hari, maka target itu masih bisa dipenuhi cup popcorn buatan rumah.

"Bagi sebagian orang, opsi popcorn berlemak tinggi ini masih akan meningkatkan gula darah dan mengeluarkannya dari ketosis, atau mencegahnya masuk ke ketosis jika belum ada," ucap Whittel.

Jika popcorn sangat penting bagi kita, Whittel merekomendasikan untuk menunggu sampai kita berada dalam kondisi ketosis, kemudian mencobanya sebagai eksperimen.

"Ini membantu kita untuk melihat bagaimana makanan bekerja pada tubuh kita," tutur dia.

Namun, diet keto, dan rencana makan lainnya dapat disesuaikan untuk kebutuhan kita.

"Jawaban apakah popcorn dapat memenuhi diet keto tergantung batas karbohidrat individu dan apakah mereka memilih untuk memasukkan biji-bijian," kata Summer Yule, RD, yang berbasis di Connecticut.

Yule menilai popcorn sebagai makanan bergizi.

"Ini biji-bijian utuh yang menyediakan sejumlah serat serta vitamin dan mineral tertentu, termasuk folat, niasin, tiamin, dan vitamin B6, A, E, dan K."

Jika kita makan popcorn setelah menenggelamkannya ke dalam lemak tambahan atau melapisinya dengan gula, Yule menyarankan camilan lain.

Cynthia Sass, editor nutrisi Health, sebelumnya menyarankan konsumen untuk membaca label popcorn dan memeriksa jenis minyak yang telah digunakan.

"Minyak terbaik adalah lemak tak jenuh tunggal yang sehat bagi jantung, antiinflamasi, khususnya minyak alpukat dan minyak zaitun extra virgin."

"Minyak yang lebih tinggi asam lemak omega-6 seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak safflower, dan minyak biji kapas, cenderung pro-inflamasi," kata Sass.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/31/144625320/popcorn-termasuk-makanan-untuk-diet-keto-benarkah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com