Perseteruan panjang itu kini telah berakhir, setelah pengadilan tinggi China memutuskan kemenangan untuk Jordan.
Dengan keputusan tersebut, seperti dilansir China Daily, perusahaan China tersebut tidak lagi dapat menggunakan terjemahan bahasa Mandarin dari nama Jordan, Qiaodan.
Pengadilan menilai, penggunaan merek semacam itu bisa menyesatkan konsumen.
"Putusan yang dibuat oleh pengadilan tinggi tidak hanya mengakui hak Jordan untuk melindungi namanya di seluruh China."
"Tetapi juga menegakkan standar perlindungan yang sama yang ada dalam perselisihan hak kekayaan intelektual," kata Kang Lixia, seorang pengacara kekayaan intelektual dari Beijing Conzen Law Firm.
Kendati tak bisa memakai merek Qiaodan lagi, Qiaodan Sports masih dapat menggunakan logo berupa siluet pemain basket -yang juga mirip dengan logo Jordan milik Michael Jordan.
Mengamati kenyataan itu, peneliti senior soal hak kekayaan intelektual di Akademi Ilmu Sosial China, Li Shunde, meyakini putusan ini bukan sengketa merek dagang terakhir antara Jordan dan Qiaodan.
Di tahun 2016, Jordan memenangi kasus melawan Qiaodan yang memberinya merek dagang atas namanya yang ditulis dalam huruf China.
Tak lama kemudian, pengadilan tinggi mengizinkan Qiaodan menggunakan namanya dalam bahasa Inggris yang diromanisasi.
Sejak putusan pengadilan terbaru ini, Qiaodan Sports mengatakan keputusan itu tidak akan mencegah mereka menggunakan merek dagang lain yang ada, dan bisnis akan berlanjut seperti biasa.
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/17/112007920/michael-jordan-menangi-sengketa-merek-dagang-lawan-brand-china