Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Etika Menegur Orang yang Langgar Aturan Pembatasan Jarak

KOMPAS.com – Di seluruh dunia orang mengubah kebiasaan mereka untuk tak lagi berjabat tangan saat bertemu, menjaga jarak, hingga memakai masker, demi mengurangi risiko tertular Covid-19.

Perubahan perilaku itu karena hingga saat ini pandemi belum berhasil diatasi dan secara global sudah lebih dari 100.000 orang meninggal dunia.

Namun demikian, bagaimana jika kita menjumpai orang yang tidak mengindahkan aturan-aturan pembatasan jarak fisik. Misalnya tidak menutup mulut ketika batuk atau berdiri terlalu rapat ketika mengantri di kasir. Apakah kita harus menegurnya atau membiarkan?

Dalam situasi yang normal, batasan antara bersikap “benar” dengan menegur orang terkadang kabur, namun sekarang ini adalah pandemi.

Aturan baru tentang pembatasan jarak fisik dan kebersihan diri seharusnya dipatuhi oleh setiap orang untuk melindungi diri dan orang lain.

“Sampai saat ini kita belum punya obat atau vaksin. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengubah perilaku dan ada bukti ilmiah bahwa ahl itu efektif dan disiplin menjalannya,” kata pakar etika medis Arthur Caplan.

Menurutnya, kita tidak harus menjadi orang yang menjengkelkan, tapi kita berhak untuk memberitahu bagaimana yang benar.

“Secara langsung atau tidak itu bisa menyelamatkan nyawa,” kata Caplan kepada Time.

Dalam mengubah pola pikir atau perilaku seseorang, mempermalukan atau menyalahkan biasanya tidak efektif dibanding dengan bersikap empati.

“Di masa pandemi seperti sekarang setiap orang stres dan takut akan kesehatan mereka sendiri. Kita harus sensitif dengan kemampuan orang lain,” kata pakar bidang hukum kesehatan Aziza Ahmed.

Jika ada orang yang terlihat tidak menuruti perintah untuk diam di rumah, mungkin karena orang tersebut adalah pekerja harian yang jika tidak bekerja maka tidak punya uang.

Pendekatan “bukan kamu, tapi saya”

Salah satu taktik untuk menegur orang lain adalah menggunakan pendekatan “bukan kamu, tetapi saya”.

Misalnya saja, ketika berada di toko swalayan dan ada orang yang berdiri terlalu dekat di belakang kita jangan langsung berteriak menyuruhnya mundur. Sebaliknya, beritahu bahwa setiap orang bisa sudah terinfeksi virus tapi tidak menyadarinya. Jadi, sebaiknya tetap menjaga jarak.

Menurut ahli antropologi medis Monica Schoch-Spana, kita berhak untuk melindungi dirisendiri jika ada orang lain menginvasi ruang personal kita.

“Masuk akal jika kita protes ketika ada orang membahayakan kesehatan dan kesejahteraan kita. Kita berhak untuk mencoba dan memperbaiki perilaku itu, tetapi lakukan dengan sopan, dengan membagi informasi dan memberi contoh positif,” katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/18/121100220/etika-menegur-orang-yang-langgar-aturan-pembatasan-jarak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke