Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Kondisi yang Menyebabkan Sering Kentut dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Setiap orang bisa kentut sebanyak 5 sampai 15 kali setiap hari. Kentut termasuk bagian normal dari proses pencernaan dan merupakan hasil dari aktivitas bakteri di dalam saluran pencernaan.

Sering kentut atau flatulensi memang bisa membuat orang salah tingkah dan tidak nyaman. Tapi kondisi ini juga bisa menandakan gejala gangguan medis.

Seseorang dikatakan terlalu sering kentut jika ia buang gas lebih dari 20 kali dalam sehari. Apakah kamu termasuk salah satunya?

Penyebab terlalu sering kentut

Beberapa kondisi di bawah ini mungkin bisa menjelaskan mengapa seseorang menjadi terlalu sering kentut:

1. Perubahan pola makan

Perubahan pola makan bisa membuat sering kentut. Misalnya, menjadi vegetarian, menghindari konsumsi kelompok makanan tertentu, atau menambahkan jenis suatu makanan ke menu makan sehari-hari.

Biasanya, gejala sering kentut akan berkurang setelah tubuh beradaptasi dengan pola makan baru tersebut.

2. Konsumsi makanan tertentu

Beberapa jenis makanan menghasilkan gas lebih banyak dalam saluran pencernaan. Jenis makanan yang menimbulkan gas biasanya karbohidrat. Salah satunya adalah ubi jalar.

Ubi jalar kerap dikaitkan dengan kondisi lebih sering kentut setelah mengonsumsinya. Pasalnya, ubi jalar mengandung glukosa bernama mannitol yang memiliki efek pencahar.

Sebagai akibatnya, produksi gas di lambung akan berlebih disertai dengan peningkatan frekuensi buang gas.

Sementara protein tidak menyebabkan sering kentut. Namun jenis protein tertentu bisa menimbulkan aroma saat buang gas.

Jenis makanan yang banyak menimbulkan gas meliputi makanan yang tinggi serat dan sulfur, serta mengandung gula rafinosa, tepung, sulfur, maupun gula alkohol.

Konsumsi makanan yang meningkatkan asam lambung seperti pedas, asam dan bersoda juga dapat menjadi pemicu kentut.

3. Konstipasi

Sembelit atau konstipasi juga bisa menyebabkan sering kentut. Pasalnya, kotoran yang menumpuk di usus besar akan terfermentasi dan menimbulkan lebih banyak gas yang kemudian menumpuk.

4. Intoleransi laktosa

Orang yang mengidap intoleransi laktosa akan memproduksi lebih banyak gas di saluran cerna ketika ia mengonsumsi produk susu dan turunannya. Misalnya keju, mentega, dan yoghurt.

Gas terbentuk karena tubuh penderita intoleransi laktosa tidak mampu memproses laktosa, yakni sejenis protein yang terkandung dalam produk susu.

Selain sering kentut, konsumsi produk susu oleh pengidap intoleransi laktosa juga akan mengakibatkan gangguan pencernaan dan sakit perut. Oleh sebab itu, penderita harus cermat membaca komposisi suatu produk sebelum mengonsumsinya.

5. Penyakit celiac

Pada penderita penyakit celiac, sistem pencernaannya tidak mampu memecah gluten, yaitu protein di dalam gandum dan produk gandum.

Jika mereka mengonsumsi gluten, akan timbul bermacam-macam gangguan pencernaan, termasuk kembung dan sering kentut.

6. Irritable bowel syndrome

Irritable bowel syndrome (IBS) adalah kelainan pada saluran cerna yang menimbulkan beragam gangguan pencernaan. Mulai dari sakit perut, gas yang berlebihan, sering kentut, serta sering diare atau konstipasi.

Gejala IBS akan muncul saat pengidapnya sedang stres atau mengonsumsi makanan tertentu.

7. Intoleransi terhadap makanan tertentu

Susu dan gluten memang merupakan penyebab intoleransi makanan yang paling umum. Tapi tubuh juga mungkin menjadi intoleran terhadap jenis makanan lainnya, sehingga konsumsi makanan tersebut mengakibatkan gangguan pencernaan. Salah satunya sering kentut.

Untuk mendeteksi intoleransi makanan, kita bisa mencatat jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi serta keluhan yang muncul.

Jika jenis makanan penyebab intoleransi telah ditemukan, hindari konsumsinya agar gejala tidak muncul.

8. Perubahan jumlah dan jenis bakteri di saluran cerna

Penggunaan antibiotik atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri bisa menimbulkan gangguan pada keseimbangan bakteri di saluran pencernaan. Akibatnya, terbentuk lebih banyak gas dan kita menjadi lebih sering kentut.

Mengatasi kondisi sering kentut

Ada beberapa strategi yang bisa kita terapkan untuk mengontrol frekuensi kentut yang berlebihan. Berikut penjelasannya:

  • Hindari mengonsumsi makanan yang biasanya menyebabkan sering kentut.
  • Cobalah untuk makan lebih sering, tapi dengan porsi lebih kecil sepanjang hari. Langkah ini akan mengurangi intentitas keras sistem pencernaan dan menurunkan jumlah gas yang dihasilkan.
  • Makan dan minum secara perlahan. Pasalnya, makan dan minum secara terburu-buru dapat meningkatkan jumlah udara yang ikut tertelan.
  • Rutin berolahraga untuk mencegah penumpukan gas di saluran pencernaan. Lakukan setidaknya 30 menit olahraga dengan intensitas sedang setiap hari.
  • Kurangi makanan berlemak karena jenis makanan ini lambat dicerna. Dengan berada di saluran cerna lebih lama, makanan berlemak akan terfermentasi dan menimbulkan lebih banyak gas.
  • Hentikan kebiasaan merokok dan mengunyah permen karet karena keduanya menyebabkan kita menelan lebih banyak udara.
  • Jauhi minuman bersoda dan beralkohol. Kedua jenis minuman ini membuat banyak gelembung udara menumpuk di saluran pencernaan, sehingga jadi sering kentut.
  • Gunakan obat yang dijual bebas. Obat yang mengandung simethicone bisa berfungsi memecah penumpukan gas di dalam saluran pencernaan.

Jika sering kentut tidak bisa diatasi dengan strategi di atas, bahkan disertai sakit perut yang tak kunjung hilang, diare atau konstipasi, demam, darah di feses, atau penurunan berat badan, kamu sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Penyebab kondisi Anda akan diketahui, sehingga pengobatan juga dapat dilakukan dengan tepat guna. Selain itu jangan menahan kentut karena justru akan membuat semakin begah dan rasa tidak nyaman di perut.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/13/112907220/8-kondisi-yang-menyebabkan-sering-kentut-dan-cara-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke