Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepeda Brompton Vs Ecosmo, Apa Bedanya di Mata Nugie?

Pemilik nama lengkap Agustinus Gusti Nugroho ini sudah benar-benar menjadikan sepeda sebagai alat transportasi sejak tahun 2009, ketika dia "menyerah" dengan kemacetan Jakarta.

Kini, ketika tren bersepeda di Indonesia memuncak, layaklah jika Nugie ikut berkomentar. Termasuk soal merek sepeda lipat asal Inggris, Brompton, yang sekarang kian diminati publik.

Nugie pernah menjadi tokoh yang digandeng Brompton untuk menggunakan produk tersebut, dan dipakainya untuk kehidupan sehari-hari.

"Untuk Brompton, jujur, saya endorse. Langsung dihibahkan satu unit Brompton seri M type, klasik. Langsung pake," kata Nugie dalam perbincangan akhir pekan lalu.

"Sebelumnya saya pake sepeda Bike Friday dari AS. Dua-duanya sepeda lipat 16 inch, cara lipatnya beda," sambung Nugie.

"Jujur saya senang mendapat kehormatan di-endorse. Walaupun (kala itu) belum banyak orang yang tahu. Tapi saya bener-bener pake," sebut dia.

Di masa itu, Nugie mengaku menggunakan Brompton sebagai alat transportasinya. Tak hanya di jalan yang mulus, tapi pun dalam kondisi medan yang tak bagus.

Sepanjang pengalamannya itu, Nugie mengalami beberapa kali kecelakaan.

"Dengan jalan di Jakarta yang 'ajaib' kejadian mental dari sepeda. Itulah kenangan-kenangan. Sepedanya masih ada dan bisa digunakan," tegas Nugie.

Namun, kini Nugie sudah menyimpan sepeda handmade itu bersama dengan sederet sepeda koleksi lainnya. 

Adalah merek lokal Element yang kini menyokong Nugie dengan kegiatan bersepeda, dan bahkan membuatkan varian khusus "Ecosmo Nugie Trilogy Series".

Setelah sejak tahun 2019 menggunakan Ecosmo, tentu Nugie bisa membandingkan sepeda tersebut dengan Brompton-nya dulu. 

Merek legendaris

Nugie tak menyangkal, Brompton adalah merek legendaris. Keunggulan lainnya -bagi sementara orang adalah karena sepeda ini impor dan dibuat di Inggris.

"Mungkin bukan cuma bangga (punya Brompton), kayak prestige." sebutnya.

Di kala dia memakai Brompton, sepeda itu tergolong memiliki teknologi yang belum ada di Indonesia.

"Sekarang teknologinya ada banyak. Bahkan, parbrik (yang bikin mirip) ada di Indonesia dan ada industri rumahan yang buat sendiri," kata dia.

"Kalau kualitasnya (Brompton) bagus, udah pasti saya akan bilang itu. Tapi harus dicoba apa yang terjadi dengan sepeda Indonesia."

"Buat saya, SNI yang ditempelken di Indonesia, bukan hanya sekadar ditempel," tegas Nugie.

Lebih lanjut Nugie mengatakan, sepeda yang akan dijadikan alat transportasi harus diuji keandalan dan dilengkapi fitur ergonomis.

"Saya percaya pada Element, Dahon Ion sudah dibuat di sini. Keluar dari pabrik aja langsung saya pake jarak 25 kilo enggak ada masalah," tegas dia.

Lantas apa kelebihan Element di mana Nugie?

Kelebihan pertama yang dirasakan dia adalah sepeda ini buatan indonesia.

"Mumpuni dengan apa yang saya butuhkan. Tranportasi jarak jauh, bawa beban yang banyak, punya keawetan produk sudah terbukti, enggak ada keluhan berarti --kecuali ban bocor misalnya."

"Sama dengan sepeda yang dulu saya pakai. Buat saya Element yang saya pakai sudah cukup memuaskan dibanding dengan sepeda impor," kata dia.

Jadi, di mata Nugie, perbedaan dengan Brompton tidak terlalu signifikan.

Bahkan dengan ban Ecosmo 20 inci, Nugie merasa ukuran ban tersebut cocok dan lebih aman untuk kondisi jalan di Jakarta.

"Yang 20 inch, menghadapi jalan Jakarta lebih safe. Menghadapi lobang-lobang yang biasanya kecil dan enggak kelihatan karena ketutupan mobil lewat, saya sudah lebih siap," sebut dia.

Perbedaan utama lainnya adalah dari sisi melipat. Dia mengakui Ecosmo memang lebih besar dimensinya dibanding Brompton dengan ban 16 inci yang lebih practical.

"(Tapi) Elemen juga mengeluarkan yang 16 inch dengan tiga lipatan (Pikes), enggak ada masalah, dan semuanya berfungsi baik," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/13/093140820/sepeda-brompton-vs-ecosmo-apa-bedanya-di-mata-nugie

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke