Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Investasi Lewat Sneaker, Harus Mulai dari Mana?

KOMPAS.com - Seberapa sering kamu melihat orang beraktivitas dengan sneakers?

Disadari atau tidak, saat ini pengguna sneaker sangat mudah ditemukan, tidak hanya digunakan ketika seseorang berolahraga, pergi sekolah atau kuliah, tetapi hampir di semua kesempatan.

Banyak orang yang bahkan memilih menggunakan sneaker untuk hadir di acara formal, daripada menggunakan sepatu yang resmi seperti pantofel, oxford, atau sepatu jenis formal lainnya.

Sneaker kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Saking ngetren-nya, sneaker kini juga menjadi alat investasi, loh. Percaya?

"Banyak orang yang masih susah memercayai bahwa sneaker bisa ada value-nya."

Demikian diungkapkan oleh CMO USS Networks, Jeffry Jouw dalam the Classroom bertajuk "Trend Forecasting in Fashion Business", Selasa (11/8/2020).

Jejouw, sapaan akrab Jeffry, mencontohkan Air Jordan 1 Bred yang dirilis 2016 lalu. Sepatu ikonik itu memiliki nilai yang melambung hanya dalam beberapa tahun.

Dari harga ritel yang hanya berkisar Rp 2 juta, di tahun 2020 harga resell sneaker tersebut sudah menembus Rp 16 juta.

Jika kamu ingin berinvestasi lewat sneaker, Jejouw menyarankan untuk memperbanyak riset.

Mulai dari media sosial hingga media massa yang mengulas streetwear, serta mengamati tren yang ada.

Termasuk dari gaya orang-orang di sekeliling kita, selebritas, key opinion leader (KOL), hingga komunitas.

Bagi kamu yang berminat mulai berinvestasi lewat sneaker, Jejouw punya beberapa tips yang bisa diaplikasikan untuk memprediksi sneaker mana yang cocok menjadi investasi.

1. Tren dan hype

Cobalah untuk lebih peka mengamati tren di sekitar dan dunia. Biasanya, produk yang banyak menjadi perbincangan memiliki potensi besar untuk menjadi barang investasi.

"Yang sering kita dengar orang omongin, kayak Jordan, Yeezy, biasanya namanya sudah besar. Itu ada potensi untuk invest," tutur dia.

2. Nilai historis

Sneakers yang memiliki nilai historis tinggi cenderung memiliki nilai yang tinggi pula. Jejouw  mencontohkan Air Jordan 1 yang digunakan Michael Jordan pada 1985.

Harga sneaker tersebut terus naik hingga saat ini dan nilainya diprediksi akan terus stabil karena akan terus menjadi incaran.

Harganya bahkan bisa jauh lebih tinggi dibandingkan yang tanggal rilisnya lebih baru.

3. Kolaborasi

Sneaker kolaborasi juga memiliki nilai penjualan kembali yang tinggi karena cenderung diproduksi secara terbatas.

Beberapa di antaranya adalah kolaborasi Off White dan Converse, Off White dan Nike, Nike dan Travis Scott, dan lainnya.

"Walaupun ini bukan sesuatu yang pasti, cuma biasanya kolaborasi-kolaborasi seperti ini akan punya value yang sangat tinggi karena biasanya limitation-nya tersebut bikin orang mau, apalagi kalau menarik," kata Jejouw.

4. Klasik

Menurut Jejouw, sneaker bergaya klasik cenderung tak akan mati. Salah satunya adalah Nike Dunk Low.

Harga ritelnya di tahun 2000an hanya berkisar Rp 1 juta, namun terus naik karena mempunyai permintaan yang tinggi.

5. Gabungan kategori

Sneaker yang punya faktor gabungan di atas tentu juga akan memiliki nilai yang tinggi.

Jejouw mencontohkan Nike Air Mag yang punya nilai historis dan dirilis terbatas yang harganya mencapai ratusan juta rupiah.

"2011 harganya Rp 200 jutaan, 2016 sudah mencapai Rp 500 juta."

"Perbedaannya yang 2011 tidak bisa menutup secara otomatis, yang 2016 sudah lebih limited lagi, bisa ngikat sesuai kaki kita," ungkap dia.

Nah, menggiurkan bukan investasi sneaker ini?

Tapi, terjun di investasi sneaker tidak semudah yang dibayangkan.

Jadi, sebelum memutuskan untuk terjun, coba ikuti saran Jejouw untuk riset dan mengamati tren sebanyak-banyaknya, ya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/11/173248320/investasi-lewat-sneaker-harus-mulai-dari-mana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke