Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bersikap Tak Setuju Tanpa Kurangi Peluang Diterima Kerja, Bisa?

Pasalnya, perbuatan itu bisa membuat wawancara kerja menjadi tegang, dan peluang kita diterima semakin kecil.

Namun faktanya, menyatakan ketidaksetujuan dengan pewawancara kerja tidak selalu menghancurkan peluang kita untuk memperoleh pekerjaan.

Menurut para ahli, dalam wawancara kerja, apa yang kita butuhkan adalah cara kita menghadapi pewawancara.

Tujuan dari setiap wawancara kerja adalah membuat pewawancara sebagai perwakilan perusahaan terkesan, dan mau menerima kita.

Artinya, kita harus "terlihat setuju" untuk sukses dalam wawancara kerja, kata Caroline Stokes, founder of executive headhunting and coaching company Forward, dalam Harvard Business Review di bulan November lalu.

Hanya saja, sikap yang seolah menunjukkan kita setuju bisa menimbulkan masalah, apalagi jika pada akhirnya kita diterima, dan bekerja untuk perusahaan tersebut.

Thomas Hills, profesor di departemen psikologi University of Warwick, mengatakan kepada CNBC, para pelamar kerja harus menjadi diri mereka dalam wawancara kerja.

"Jika kita mendapat pekerjaan itu, pada prinsipnya kita akan berurusan dengan mereka, atau orang-orang seperti ini," ujar dia.

Hills melanjutkan, apabila kita tidak bisa berkomunikasi secara bebas dengan para pekerja di perusahaan itu, kita akan bekerja dalam perasaan tertekan.

Kuncinya adalah memutuskan apakah poin atau permasalahan yang menjadi ketidaksetujuan kita itu penting dan relevan dengan pekerjaan kita atau tidak.

"Jika pewawancara membuat poin mengenai sesuatu yang tidak kita pedulikan, namun kita tahu mereka keliru, coba pikirkan apakah kita perlu menyanggahnya atau tidak," kata dia.

Membuat diskusi yang sehat

Apabila kita tidak setuju dengan pewawancara kerja, kita tidak usah menganggapnya sebagai konflik. Demikian padangan Stokes.

Wawancara kerja bisa menjadi lebih menarik, dengan membingkainya sebagai diskusi yang sehat, debat, dan pemecahan masalah.

Stokes mencontohkan pembahasan terkait dua metode pengembangan perangkat lunak yang berbeda, yaitu waterfall dan agile.

Waterfall adalah metode pengembangan perangkat lunak yang dikerjakan secara berurutan.

Sedangkan, agile merupakan metode di mana perubahan bisa dilakukan berkali-kali selama proses pengembangan.

Saat kita dalam topik pembahasan dua metode tersebut dengan pihak pewawancara, Stokes menyarankan kita untuk membandingkan keduanya.

"Menarik sekali perusahaan ini menggunakan metode waterfall, sebab saya menemukan metode agile yang memberikan hasil akhir proyek yang lebih cepat, lebih akurat, dan efisien," kata Stokes mencontohkan.

Menggunakan pengetahuan yang kita dapat terkait perusahaan yang kita lamar, ditambah pengalaman kerja sebelumnya, akan membuat diskusi menjadi lebih positif tanpa perselisihan.

Menurut Hills, menjalani diskusi dengan pola pikir yang lebih kooperatif dengan melihat dari sudut pandang orang lain dapat membantu pewawancara dan pelamar untuk mendapat solusi baru yang lebih baik.

Ellie Green, pakar pekerjaan di Totaljobs juga setuju akan hal itu.

"Jika dilakukan secara tepat, diskusi semacam ini bisa menjadi penanda karakter yang baik dan kepercayaan diri," kata Green.

Kuatkan persepsi dengan bukti

Green menyarankan agar kita mempertahankan pandangan atau persepsi berdasarkan bukti, di saat kita tidak setuju dengan pertanyaan atau pernyataan dari pewawancara kerja.

"Apabila kita tidak mempunyai bukti yang dapat mendukung pendapat kita, ada baiknya menahan diri," tutur dia.

Menurut Stokes, sebelum melakukan wawancara kerja di sebuah perusahaan, kita bisa menggali informasi mengenai perusahaan.

Atau, kita bisa bertanya dengan teman atau kerabat yang bekerja di perusahaan tersebut.

Tujuannya agar kita tahu apakah perusahaan yang kita tuju terbuka terhadap ide-ide baru atau tidak. Hal itu juga membantu kita saat wawancara kerja.

Memikirkan waktu untuk menentukan jawaban, ujar Stokes, membuat kita bisa memberi tanggapan yang baik dan menunjukkan kita berpikir kritis.

Tidak keras kepala dan menghargai pewawancara kerja

Ketika diskusi berlangsung, saran Green, ingatkan diri kita agar mau mengubah atau menyesuaikan pendapat kita saat memperoleh informasi baru.

"Sikap keras kepala bisa membuat pewawancara tidak senang," ujar dia.

Green juga menambahkan, komponen utama saat terlibat dalam diskusi adalah menghargai pengalaman pewawancara kerja.

Sikap itu, kata Stokes, bisa ditunjukkan lewat meminta izin kepada pewawancara kerja untuk berbagi sudut pandang yang berbeda.

Dengan demikian,  rasa ingin tahu pewawancara terhadap kita akan terpicu.

"Kita tidak memaksakan pendapat kepada mereka, tapi mengajak mereka untuk mempertimbangkannya," kata dia.

Menurut Stokes, memutuskan untuk menantang pewawancara kerja akan melibatkan naluri dan apa yang membuat kita merasa nyaman.

Ia juga mengingatkan, wawancara adalah komunikasi dua arah.

"Pewawancara memegang apa yang kita inginkan (pekerjaan), dan kita juga memiliki keterampilan dan keahlian yang mereka butuhkan," ucap Stokes.

"Saat kita mengungkapkan pendapat yang sebenarnya, kedua belah pihak tahu apa yang mereka dapatkan."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/28/153332420/bersikap-tak-setuju-tanpa-kurangi-peluang-diterima-kerja-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke