Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Infeksi Covid-19 Picu Disfungsi Ereksi Jangka Panjang, Benarkah?

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Dena Grayson, MD, Ph.D., pendiri MedExpert Consulting, memperkirakan masalah disfungsi ereksi berpotensi menjadi masalah bagi pria di masa mendatang.

"Kami sekarang tahu bahwa orang dapat mengalami efek kesehatan jangka panjang dari virus ini, komplikasi neurologis."

"Dan juga -sekarang terungkap, ada beberapa kekhawatiran nyata di sini bahwa pria dapat memiliki masalah jangka panjang disfungsi ereksi. Sebab, virus ini memicu masalah pada pembuluh darah," kata Grayson.

“Jadi ini adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan. Bukan saja berarti virus ini dapat membunuh, tapi juga berpotensi menyebabkan dampak jangka panjang, seumur hidup," kata dia.

Namun tampaknya hal-hal semacam itu mungkin tidak cukup untuk meyakinkan orang yang masih menolak untuk melakukan protokol tindakan pencegahan yang tepat.

Misalnya, lalai menjaga jarak sosial, atau enggan mengenakan masker, sambil terus menyebut virus bukanlah masalah besar.

Lantas, bagaimana jika benar Covid-19 dapat memengaruhi masalah disfungsi ereksi?  Akankah penemuan ini melunakkan pendirian mereka yang selama ini tak peduli?

Memang, menjadi tantangan berat untuk membuktikan berapa banyak penderita Covid-19 yang mungkin menghadapi masalah disfungsi ereksi jangka panjang.

Lagipula, pandemi baru berlangsung kurang dari setahun.

Namun demikian, sebuah artikel ulasan yang diterbitkan pada Juli lalu di Journal of Endocrinological Investigation sempat mengulas tentang isu ini.

Disebutkan, disfungsi ereksi pada mereka yang pernah terjangkit Covid-19 mungkin terjadi.

Perlu diingat, apa yang membantu penis ereksi? Ya, darah yang mengaliri pembuluhnya di dalam organ vital. 

Nah, pada bagian ini Covid-19 dapat memengaruhi aliran darah, termasuk ke organ vital tersebut.

Proses ereksi

Untuk memahami prediksi tersebut, ada baiknya kita memahami soal bagaimana ereksi bisa terjadi.

Bayangkan, ketika kita melihat sesuatu yang membuat berselera, katakanlah sekotak donat, otak yang mengirimkan sinyal untuk "bernafsu" memakannya.

Demikian pula dengan gairah seks, otak akan mengirimkan sinyal melalui saraf ke pembuluh darah ke penis, hingga berkontraksi dan menjadi lebih kencang.

Selanjutnya, darah secara khusus tertahan di corpora cavernosa penis. Corpora cavernosa adalah bentuk jamak untuk corpus cavernosum.

Itu adalah silinder spons di dalam batang penis yang mengeras ketika darah mengalir.

Itulah mengapa disfungsi ereksi dapat terjadi ketika ada kondisi yang memengaruhi pembuluh darah, aliran darah, atau keduanya, misalnya penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Nah, pada bagian ini memang ada bukti yang menunjukkan virus corona memengaruhi lapisan dalam pembuluh darah, yang mungkin berdampak pada ereksi.

Kendati demikian -tentu saja, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah Covid-19 memang dapat menyebabkan disfungsi ereksi jangka panjang.

Namun jika benar, ini adalah pengingat bahwa kematian bukanlah satu-satunya hal yang perlu dikhawatirkan terkait Covid-19.

Pandemi virus Corona adalah keadaan darurat kesehatan masyarakat yang perlu ditanggapi dengan serius.

Sebab, Covid-19 masih dapat mengakibatkan berbagai efek kesehatan yang serius bagi mereka yang selamat dari infeksi ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/10/160804420/infeksi-covid-19-picu-disfungsi-ereksi-jangka-panjang-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke