Chopard Rilis Arloji dengan Penunjuk Jam yang Melompat

KOMPAS.com - Kemampuan membuat jam tangan yang rumit selalu dianggap sebagai pembuktian bahwa sebuah merek layak dimasukkan dalam jajaran brand bergengsi.

Hal tersebut disadari Chopard dengan merilis berbagai variasi arloji, mulai dari seri perpetual calendar (kalender abadi) hingga repeater menit.

Dengan casing 40 mm dari emas rose 18 karat, dan dial jam dari enamel Grand Feu warna putih, arloji ini terlihat klasik. Angka yang menunjukkan menit ditambah tali dari kulit aligator berwarna coklat menambah kesan tersebut.

Selain itu, bentuknya yang bulat terinspirasi dari case tipe hunter pada jam saku yang pernah dirancang oleh Louis-Ulysse Chopard.

Tetapi keistimewaan jam ini ada pada sistem jump hour-nya. Jam tangan jump-hour adalah salah satu jenis jam dengan mesin yang menantang untuk dibuat. Alasannya adalah karena jenis mesin ini cukup rumit.

Pada model jump hour, selama satu jam penuh mesin akan menyimpan tenaga, yang kemudian dilepaskan dalam sepersekian detik. Jam harus melompat secara instan dan berhenti di posisi yang tepat, karena ketidaksejajaran sekecil apa pun bisa terlihat dengan jelas.

Rahasianya terletak pada teknologi Quatro Chopard, di mana empat barel pegas utama ditumpuk dan digabungkan secara seri pada mesin buatannya yang diberi nama LUC 98.06-L.

Untuk menjaga desain bagian depan jam tangan agar terlihat clean maka cadangan daya dapat dibaca di indikator di belakang. Bagian depan jam hanya menampilkan penunjuk jam di bukaan pada angka enam, jarum menit, serta angka penunjuk menit.

Karena keindahan dan mekanismenya, L.U.C Quattro Spirit 25 mendapatkan penghargaan Poinçon de Genève. Label ini diberikan hanya kepada beberapa kreasi pembuat jam yang dianggap berkualitas, presisi, dan istimewa.

Jam tangan yang hanya dibuat 100 buah ini terbukti menunjukkan kompetensi teknis merek Chopard, dan dijual seharga Rp 650 juta.