Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melatih Anak Tidur di Kamar Sendiri, Apa yang Harus Dilakukan?

Memang, co-sleeping membuat segalanya lebih mudah, karena orangtua dapat memperhatikan anak di malam hari dan tak perlu repot-repot berjalan ke kamar anak.

Tak hanya itu, anak pun biasanya akan merasa lebih nyaman dan aman bersama orangtuanya.

Jadi, saat anak sudah agak besar, kemungkinannya untuk menangis akan jauh lebih kecil.

Perlu diingat pula, seiring bertambahnya usia, tentu anak pun mulai membutuhkan privasi.

Jadi, kapankah waktu yang tepat untuk membiarkan anak tidur di kamar sendiri?

Sebenarnya, pertanyaan ini sulit dijawab.

Pasalnya, tak ada usia yang benar-benar tepat dan siap bagi anak untuk tidur di kamarnya sendiri. Hal ini sangat bergantung dengan pola asuh orangtuanya.

Misalnya, orangtua yang menganut pola asuh attachment parenting atau cara merawat anak yang memfokuskan pada memelihara hubungan anak dan orangtua, sudah membiasakan anaknya tidur sendiri pada usia delapan tahun.

Sayangnya, hal ini menimbulkan masalah. Selama tidur bersama anak, orangtua merasa hanya ada tempat tidur pengasuhan, bukan tempat tidur perkawinan.

Di sisi lain, anak pun tidak merasakan otonomi yang cukup.

Sementara itu, dalam sebuah artikel di situs Medicine.net, diungkapkan, para ahli merekomendasikan untuk mengajari anak tidur di kamar sendiri sesegera mungkin.

Pasalnya, akan lebih mudah untuk mengajari anak berumur 1-3 tahun untuk tidur di box sendiri karena anak di usia tersebut akan sulit ke luar.

Lalu menurut Quirky Kid, banyak orangtua yang membiarkan anaknya tidur sendiri mulai usia 2-2,5 tahun.

Jadi intinya, doronglah anak untuk tidur di kamarnya sendiri saat kita merasa bahwa dia sudah “siap.”

Misalnya, saat dia tak lagi mengompol atau sudah bisa mengambil minum sendiri jika haus pada tengah malam.

Cara mendorong anak tidur di kamar sendiri

Membuat anak tidur di kamar sendiri tentu tidak mudah, terutama jika dia telah terbiasa co-sleeping dengan orangtua.

Namun, deretan tips berikut ini mungkin bisa membantu.

  • Jangan buru-buru

Normal bagi anak untuk mengalami kecemasan saat terpisah. Jadi, jangan berharap si kecil tiba-tiba baik-baik saja di tempat tidurnya sendiri di malam hari.

Ambil langkah-langkah kecil. Misalnya, dengan duduk di tempat tidur anak pada awalnya sampai ia tertidur. Kemudian, beralih ke duduk di kursi saat ia akan tidur.

Kita juga dapat memberikannya sedikit waktu di tempat tidur kita, misalnya sekitar 15-20 menit, dan kemudian membuat ia tidur di tempat tidurnya sendiri.

  • Buat transisi yang menyenangkan

Tidur di tempat tidur sendiri seharusnya tidak terdengar seperti hukuman, melainkan sebuah pencapaian.

Motivasi anak dengan kata-kata yang membesarkan hati, serta beri tahu mereka betapa menyenangkannya mendapatkan "grown-up bed" seperti ibu dan ayahnya.

Kita bahkan dapat membiarkan ia memilih tempat tidur yang ia senangi.

  • Beri hadiah ketika berhasil

Baik itu stiker kecil atau makanan favoritnya, berikan hadiah kepada anak ketika ia berhasil tidur di tempat tidurnya sendiri.

Anak harus merasa bahwa tidur di tempat tidur sendiri adalah sesuatu yang harus dirayakan.

  • Tetap konsisten

Jangan mudah menyerah pada rasa lelah. Kadang-kadang, orangtua membiarkan anak tidur dengan mereka karena terlalu lelah untuk membawa anak kembali ke tempat tidurnya sendiri.

Karena itu, ingalah bahwa rasa sakit yang kita alami sekarang akan terbayar dalam jangka panjang.

Jika anak sakit atau ketakutan, kita bisa menyiapkan kasur atau tempat tidur lipat di dekat tempat tidur anak.

Ini akan menguatkan anak bahwa tempat tidurnya sendiri adalah miliknya sendiri, bukan milik kita.

  • Ajari anak untuk tidur sendiri

Alih-alih memberi tahu anak untuk tidak bangun dari tempat tidur ketika dia bangun di tengah malam, ajari anak cara kembali tidur.

Tunjukkan padanya bagaimana menghitung domba, menarik napas dalam-dalam, dan lain-lain sebagai cara untuk mencoba tertidur lagi.

  • Dorong kemandirian anak

Bawa anak ke tempat tidur saat ia mengantuk dan bukan saat ia tertidur. Ini akan membantu anak untuk belajar bagaimana tidur sendiri.

Lalu, jangan kehilangan ketenangan saat mencoba menidurkan si kecil, apalagi jika ia menjadi bandel dan rewel, karena tidak ingin berpisah.

Tingkatkan rasa kemandirian anak dengan membiarkan dia memutuskan rutinitas tidurnya, seperti memilih piyama, cerita sebelum tidur, dan lagu pengantar tidurnya.

  • Ikuti rutinitas tidur

Buat anak mengikuti kegiatan rutin tertentu sebelum tidur, termasuk menyikat gigi, mandi, dan berganti piyama.

Kegiatan ini akan melatih pikiran anak untuk siap tidur.

  • Tetap pada jadwal waktu tidur yang teratur

Memiliki jadwal tidur yang konsisten membantu memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup.

Ini akan membantu melatih pikiran anak untuk tidur sesuai jadwal.

  • Pastikan ruang tidur anak aman dan nyaman

Gunakan kasur yang kokoh dan latih anak untuk tidur telentang, bukan tengkurap.

Lalu, hindari menggunakan pengatur posisi tidur untuk anak atau meletakkan mainan dan selimut tambahan di tempat tidurnya.

Sebab, ada risiko benda-benda ini dapat menyebabkan kematian karena menutup saluran pernapasan anak.  

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/26/140646220/melatih-anak-tidur-di-kamar-sendiri-apa-yang-harus-dilakukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke