KOMPAS.com - Cepat atau lambat, pasti anak akan mengalami kekalahan, entah itu dalam suatu pertandingan olahraga, atau saat bermain game bersama keluarga di rumah.
Kekalahan pasti menimbulkan kekecewaan. Untuk itu, orangtua perlu membuat anak memahami cara menganani rasa kecewa itu dengan baik.
Psikiater anak Joseph Austerman, DO pun mengatakan bahwa mengajarkan keterampilan ini sangat penting untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitan di kemudian hari.
Untuk membantu anak menangani rasa kecewa akibat kekalahan, Dokter Austerman pun memberi tipsnya, seperti berikut ini.
Diskusikan tentang menang dan kalah
Bicarakan tentang kemenangan dan kekalahan dengan anak sebelum dia bertanding.
Katakanlah meski kekalahan membuat kita frustasi, menang dan kalah bukanlah hal terpenting.
Namun, fokus berlatih, meningkatkan kemampuan, dan kerja sama tim lah yang lebih penting.
Dengarkan anak
Jangan berpikir untuk membuat semua rasa frustasi dan marah anak hilang,
Lebih baik, tanyakan pada anak mengapa dia frustasi, katakan bahwa kekalahan memang sulit diterima, dan bentuk kembali arah pembicaraan.
Misalnya, daripada mendiskusikan tentang skor saat pertandigan, katakan pada anak bahwa dia telah melakukan yang terbaik.
Puji anak
Jika anak kalah dalam pertandingan, tunjukkan sisi dan usaha terbaik anak. Namun, perhatikan waktunya. Jangan mengatakan itu sesaat setelah kekalahan.
Sebab, Dr. Austerman berpendapat bahwa waktu setelah kalah adalah urusan pelatih.
Hindari membandingkan anak
Cobalah untuk tidak membandingkan performa anak dengan anak lain.
Sebab, hal ini dapat membuatnya tidak menghargai diri sendiri dan tak akan membuat kemampuan anak bertambah.
Tetap beri pesan yang sama
Meski sulit, tetap katakan bahwa hal terpenting dalam pertandingan adalah anak senang dan fakta bahwa dia telah berusaha sekuat tenaga.
Tampilkan perilaku baik
Jika anak mudah merasa frustasi dan sulit move on setelah kalah, cobalah periksa perilaku diri sendiri.
Apakah anak sering melhat kita marah saat menonton pertandingan olahraga di TV? Atau mudah marah saat terjebak kemacetan?
Jika iya, perbaiki dan pastikan untuk menampilkan perilaku baik pada anak.
Hal ini akan membuat anak lebih mudah menangani rasa frustasinya ke depannya.
Selain itu, ada baiknya kita juga memperhatikan perilaku pelatih, teman, serta orangtua dari teman anak saat mengalami kekalahan.
Sebab, anak-anak mudah terpengaruh oleh pelatih, teman, dan keluarga temannya.
Lalu, jika melihat perilaku temperamen dari anak-anak dan orang dewasa di sekitar anak, pertimbangkan untuk berdiskusi dengan mereka terkait perilaku anak kita.
Jika masih tetap toxic, akan lebih baik untuk membuat anak keluar dari tim atau membuat anak menghabiskan lebih seidkit waktu dengan teman-temannya itu.
Sabar
Menurut Dr. Austerman, tetaplah sabar pada anak apapun yang terjadi.
Sebab, belajar membuat anak memahami kekalahan itu butuh waktu.
“Ini adalah tanda anak berkembang,” ujar Dr. Austerman.
“Teruslah memuji anak-anak Anda atas usaha dan perilaku yang baik. Ini akan membantu mereka belajar bagaimana menangani dan mengatasi situasi yang membuat frustrasi,” pungkasnya.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/01/152405720/begini-cara-membuat-anak-memahami-dan-mengatasi-kekalahan