Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Mempertahankan Bisnis UMKM Saat Pandemi ala Didiet Maulana

KOMPAS.com - Peningkatan kasus Omicron berpengaruh buruk pada sektor bisnis yang tengah bergeliat kembali, khususnya Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM).

Sejumlah pelaku usaha kecil sangat merasakan dampaknya ketika pembatasan sosial diberlakukan awal pandemi lalu.

Penjualan menurun karena daya beli masyarakat melemah sehingga perekonomian mereka juga ikut memburuk.

Tips mempertahankan UMKM di tengah pandemi ala Didiet Maulana

Sejak akhir tahun lalu, pelaku UMKM sebenarnya tengah berusaha mengembalikan usahanya agar kembali bergeliat.

Sayangnya, varian terbaru Covid-19, Omicron kembali menjadi ancaman untuk pengusaha kecil.

Guna menghadapi kondisi ini, Didiet Maulana, desainer Indonesia membagikan tipsnya untuk mempertahankan bisnis di masa pandemi.

Ia selama ini memang dikenal kerap memberikan pendampingan pada pengrajin kecil dan pelaku UMKM lewat berbagai cara dan platform.

Menurutnya, penting untuk tidak bersikap panik atau malah menghabiskan waktu meratapi berita negatif yang ada.

"Ubah berita jadi data, dari data jadi informasi untuk kamu bisa melakukan keputusan terbaik untuk usahamu," katanya.

Siapkan strategi produk

Siapkan strategi terkait jenis produk yang bisa laris dijual ketika orang lebih banyak di rumah lagi.

"Bisa dari produk yg kamu udah ada, tapi dipaketin (di-bundling istilahnya)," katanya.

Tujuannya agar orang tertarik membeli dan diberikan tawaran potongan harga atau promo menarik lainnya.

Promosi di media sosial

Meningkatnya Omicron membuat orang kembali berminat membeli asupan kaya nutrisi yang baik untuk imun termasuk empon-empon.

Untuk memaksimalkannya, buat promosi di media sosial yang lebih efektif dan gencar.

Founder brand IKAT Indonesia ini menilai penggunaan narasi yang optimis serta praktik Call To Action (CTA) bisa sangat membantu promosi.

Berhemat

Para pelaku UMKM disarankan untuk lebih menghemat ongkor produksi maupun kebutuhan bisnis lainnya.

Misalnya jangan membeli bahan mentah yang baru karena berisiko menumpuk ketika penjualan menurun.

"Prediksi keadaan seperti ini akan berjalan beberapa bulan," kata Didiet.

Sarannya, perbanyak jumlah uang tunai yang disimpan untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan di masa mendatang.

Selain itu, batasi produksi untuk item yang sudah dipesan dan komunikasikan ulang dengan vendor yang bersangkutan.

Para pelaku UMKM dianjurkan untuk melakukan pengecekan stok barangnya di gudang.

Ambil tindakan yang bisa dilakukan dengan stok tersebut misalnya dengan memberikan potongan harga dan diskon lainnya.

Tujuannya untuk menghasilkan lebih banyak uang tunai sebagai modal produksi berikutnya.

"UMKM biasanya modal yang diputerin terbatas," kata pria berdarah Sunda ini.

Kurangi acara luring

Meningkatkan penyebaran kasus Covid-19 dinilai Didiet akan membuat orang kembali membatasi diri keluar rumah.

Jadi para pelaku UMKM dianjurkan untuk mengurangi acara luring karena tidak efisien dari segi biaya.

Pastikan untuk menghitung untung dan ruginya karena jumlah orang yang datang pasti akan sangat terbatas.

Tim komunikasi dengan tim

Para pelaku UMKM diminta untuk meningkatkan komunikasi dengan timnya di masa sulit ini.

Diskusi tersebut bisa menjadi sumber ide dari semua pihak yang terlibat dan mungkin baik untuk bisnis.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/03/131442620/tips-mempertahankan-bisnis-umkm-saat-pandemi-ala-didiet-maulana

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com