Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Predator Alami Ular Cobra

KOMPAS.com - Hampir setiap orang pasti bergidik ngeri apabila melihat ular cobra. Bahkan, ada yang lari sambil berteriak histeris.

Ular cobra dan king cobra memiliki senjata berupa bisa mematikan yang dapat membunuh seekor gajah dewasa.

Makanya, kebanyakan binatang akan menghindar jika bertemu ular ini.

Namun, ada beberapa "makhluk" yang tergolong sebagai musuh alami ular cobra dan dapat menaklukkannya dalam sekejap.

Tanpa berlama-lama lagi, berikut kami rangkum delapan predator alami ular cobra:

1. Garangan (moongose)

Dengan lincah, garangan menggunakan gigi tajam dan rahang yang kuat untuk menghasilkan gigitan fatal pada ular cobra.

Biasanya, binatang ini akan berlari di sekitar ular cobra, menunggu serangan, menghindar, lalu menyerang balik dengan gigitan yang mampu menghancurkan tengkorak ular itu.

2. King cobra

Ular ini termasuk salah satu dari sedikit binatang liar yang sengaja mencari ular cobra untuk dilahap.

3. Musang madu (honey badger)

Sama seperti garangan, musang madu memiliki kekebalan terhadap racun ular.

Dengan demikian, musang madu dapat mengejar dan membunuh ular cobra karena hewan ini mengetahui racun tersebut hanya membuatnya pingsan sementara waktu.

Keuletan, kelincahan, kecepatan, dan kekuatan gigitan musang madu memungkinkannya untuk mengalahkan cobra dan menyantap kepala ular tersebut.

4. Elang besar (eagle)

Burung elang akan mengintai cobra dari kejauhan, menukik ke bawah dan menyambar ular itu dengan menggunakan cakarnya.

Serangan ini cenderung menyebabkan tengkorak hancur atau kepala terpenggal.

Ketika memakan ular cobra, burung elang biasanya memulai dari bagian kepala terlebih dahulu.

Karena tidak kebal terhadap racun ular cobra, metode serangan ini terbilang berisiko bagi burung elang.

5. Elang kecil (hawk)

Elang kecil akan terbang dengan kecepatan tinggi dan menyambar ular cobra. Cakar elang menusuk organ dalam cobra, sehingga ular itu tidak mampu menyerang balik.

Terkadang, jenis elang ini menunggu serangan dari ular cobra sebelum menggunakan cakarnya untuk melukai kepala ular.

6. Burung sekretaris

Burung jangkung ini menggunakan kakinya untuk menginjak mangsa dengan cepat. Kekuatan tendangan burung sekretaris mencapai lebih dari lima kali berat badan burung tersebut.

Kaki panjang burung sekretaris memungkinkannya untuk menjaga tubuh aman dari ular saat menginjak, tetapi burung ini tidak akan berhasil melawan king cobra.

King cobra dapat melayang beberapa meter di udara untuk kemudian menyerang balik burung ini.

7. Buaya

Ukuran reptil ini sangat besar, dan beberapa jenis memiliki bobot lebih dari 900 kilogram.

Buaya bisa dengan cepat menggigit dan melahap ular cobra berukuran kecil, atau memenangi pertarungan melawan king cobra.

Kulit buaya yang tebal, kebal terhadap bisa ular, dan serangan yang mematikan membuat buaya dapat memakan ular cobra tanpa risiko yang berarti.

8. Manusia

Terkadang, ular cobra diburu untuk dimakan. Ada pula manusia yang berburu cobra hanya untuk menyingkirkan ancaman.

Di beberapa wilayah di India dan Afrika, ular cobra merupakan ancaman serius bagi kehidupan penduduk setempat.

Dalam memangsa dan membunuh ular cobra, manusia menggunakan beragam model senjata, mulai dari tombak, anak panah, hingga senjata api.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/13/072800020/8-predator-alami-ular-cobra

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com