Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Flu Singapura, Penyakit Peralihan Musim yang Rentan Menular ke Anak

Seperti yang terihat pada unggahan pengguna TikTok @mamabiren92 yang menunjukkan anaknya yang tengah terinfeksi flu Singapura.

Dalam video itu terlihat sang anak yang masih balita menderita ruam pada bagian kaki dan tangan. Video dengan tagar #flusingapura itu pun sudah dilihat lebih dari 5,7 juta pengguna.

Apa itu flu Singapura?

Dalam istilah medis, flu Singapura disebut hand, foot and mouth disease (HFMD) yang ditandai dengan ruam hingga luka di bagian tubuh seperti tangan, kaki dan mulut.

Seperti dilansir Mayo Clinic, penyakit satu ini paling umum disebabkan oleh infeksi virus coxsackie tipe A16.

Virus tersebut termasuk dalam kelompok yang disebut enterovirus nonpolio.

Flu Singapura awalnya ditemukan pada 1957 dan pertama kali muncul di Toronto, Kanada.

Penyakit yang menyebabkan ruam ini dikenal sebagai "flu" lantaran gejalanya mirip flu, dan pada saat itu di Singapura banyak terjadi kasus serta kematian.

Hingga saat ini, tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi flu Singapura.

Anak yang terinfeksi perlu mendapat perawatan dokter karena setelah beberapa hari, anak berisiko dehidrasi karena mengalami kesulitan menelan.

Gejala dan penularan flu Singapura

Penyakit HFMD pada umumnya menyerang anak-anak di rentang usia balita sampai 10 tahun, tergantung tingkat kekebalan tubuh.

Beberapa gejala yang terlihat ketika anak terinfeksi flu Singapura adalah sakit tenggorokan, demam, badan terasa tidak enak, dan sariawan (area lidah, gusi dan bagian dalam pipi terasa sakit atau melepuh).

Kemudian yang paling mudah dikenali adalah terdapat ruam merah di sekitar kaki dan tangan.

Dalam beberapa kasus, ruamnya bisa berupa tanpa gatal, tapi terkadang muncul kemerahan pada kulit dan berbintil-bintil yang berisi cairan.

Sementara, kasus infeksi pada bayi pada umumnya ditemukan ruam dan gatal di area bokong dan terjadi iritasi kulit, karena kulit bayi cenderung tipis dan sensitif.

Periode atau masa awal (inkubasi virus) ketika terinfeksi flu Singapura diawali dengan demam, kemudian sakit tenggoran dan terkadang anak menjadi tidak nafsu makan.

Selama 1-2 hari setelah demam, ruam kulit dapat berkembang di bagian mulut, tangan, kaki, termasuk di bagian bokong.

Virus menular melalui kontak erat

Penularan virus dapat terjadi melalui air liur, cairan dari ruam dan bintil pada kulit, droplet setelah batuk atau bersin hingga kontak dengan kulit yang terinfeksi.

Mayo Clinic melaporkan, penyakit ini sering ditemukan di pusat penitipan anak karena pada tempat tersebut infeksi virus mudah menular melalui kontak langsung.

Pasalnya, tempat penitipan anak menjadi area paling sering dalam aktivitas mengganti popok, toilet training dan anak kecil paling suka memasukkan tangan ke dalam mulut.

Meski anak sudah tidak menunjukkan gejala awal, virus masih berada di tubuhnya selama berminggu-minggu setelah gejala hilang.

Seiring bertambahnya usia, tubuh akan membangun antibodi yang dapat mencegah terinfeksi penyakit ini lagi di kemudian hari.

Perlu diketahui, flu Singapura sering menular pada peralihan musim di negara dengan empat musim. Sedangkan di negara tropis, flu Singapura dapat terjadi sepanjang tahun.

Mencegah penularan

Beberapa tindakan dengan memerhatikan kebersihan dan lingkungan dapat mencegah penularan flu Singapura pada anak.

Misalnya mengajarkan anak mencuci tangan secara teratur sebelum dan sesudah makan.

Bagi orang dewasa, kebersihan tangan perlu diperhatikan terutama setelah menggunakan toilet atau mengganti popok.

Disinfeksi area umum seperti toilet bersama dengan cairan alkohol juga dapat membunuh virus penyebab HFMD.

Lalu, orangtua dapat memberi edukasi yang baik, bahwa anak yang terinfeksi sebaiknya perlu isolasi dengan membatasi anak bertemu dengan orang lain, terlebih jika gejalanya masih aktif.

Paling tidak hindari kontak langsung dengan anak-anak lain sampai demamnya hilang dan sariawannya sembuh.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/05/18/063820720/flu-singapura-penyakit-peralihan-musim-yang-rentan-menular-ke-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke