Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai Isu Selingkuh, Tak Perlu Overthinking soal Hubungan Sendiri

Beberapa di antaranya cukup mengagetkan karena sosok yang dikabarkan selingkuh terlihat ideal, setia bahkan 'bucin' pada pasangannya.

Apalagi mereka kerap pamer kemesraan di media sehingga hubungannya terlihat begitu sempurna.

Akibat beberapa kasus tersebut, wajar jika ada yang terpengaruh sehingga overthinking pada hubungannya sendiri.

Muncul rasa tidak percaya diri, ketakutan, kecurigaan dan pikiran buruk berlebihan yang mungkin terasa konyol namun sulit dihilangkan.

Cara menghilangkan overthinking soal hubungan

"Ada banyak hal yang bisa dipikirkan orang secara berlebihan dalam suatu hubungan," kata Gabriel Brenner, dating expert asal AS.

Pemicunya bisa jadi banyak hal termasuk trauma masa lalu hingga terpapar pemberitaan masif soal perselingkuhan seperti saat ini.

"Orang-orang dapat dimengerti takut ditinggalkan dan tidak dicintai, tetapi terkadang emosi menjadi tidak terkendali, dan terlalu banyak berpikir menjadi lingkaran setan," tambahnya lagi. 

Maka penting untuk segera menghilangkan overthinking tersebut agar tidak berdampak buruk pada hubungan yang sebenarnya baik-baik saja.

Miliki teman curhat yang penuh empati

Overthinking cenderung berasal dari ketakutan yang mengakar sehingga kita perlu orang yang benar-benar memahami hal itu dengan penuh empati.

Kehadiran mereka memberikan kita validasi sehingga kekhawatiran tersebut bisa memudar.

Cari teman atau keluarga yang bisa diajak berbagai pikiran obsesif tersebut sehingga kita bisa menyalurkannya.

Berusaha tidak overthinking

Bukannya membantu, kebiasaan tersebut malah akan memperburuk kondisinya.

"Yang penting untuk diingat, adalah bahwa berpikir berlebihan sering kali berasal dari masalah emosional daripada yang logis," jelas Brenner.

Jadi, mencoba mendekati masalah emosional dengan rasional murni sering kali menjadi bumerang dan malah mengisolasi diri sendiri lebih jauh.

Namun penting untuk mendiskusikannya agar hubungan bisa berjalan dengan penuh pengertian dan kepercayaan.

Jangan ragu membuka sisi terlemah kita kepada pasangan dan simak reaksinya seperti apa.

Jika mereka memberikan empati yang tepat, tentunya ini menjadi pembuktian jika semua ketakutan kita tidak berdasar.

Pahami penyebabnya

Overthinking tidak muncul begitu saja, jadi cobalah untuk memahaminya.

Mungkin kita belum move on dari masa lalu atau memiliki trauma terpendam sehinga memicu ketakutan berlebih ini.

Ambil napas dalam-dalam dan kenang kembali momen istimewa yang sebenarnya sedang kita jalani ini.

Buat daftar syukur

Daftar ini membantu kita melihat apa saja hal di dalam hubungan yang patut disyukuri.

Dengan begitu, kita tidak akan mudah berpikiran negatif terhadap pasangan sehingga hubungan berjalan lebih baik.

Olahraga

Secara ilmiah, olahraga terbukti dapat mengurangi kecemasan dan menjaga pikiran tetap jernih dan fokus.

Jika terobsesi dengan setiap detail dalam hubungan kita, cobalah alihkan energinya dengan banyak berolahraga.

Meditasi

Meditasi juga merupakan cara yang terbukti untuk mengurangi kecemasan.

Kita bisa merasa lebih terpusat dan fokus pada perasaan percaya maupun cinta yang positif, daripada gugup atau ragu.

Tuliskan perasaan kita

Cobalah membuat jurnal, atau bahkan menulis surat kepada pasangan yang boleh saja tidak dikirim.

Cara ini akan membantu kita lebih mudah memahami isi pikiran sehingga menyadari kelemahannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/11/181947620/ramai-isu-selingkuh-tak-perlu-overthinking-soal-hubungan-sendiri

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com