Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengungkap Fakta dari Berbagai Mitos tentang Kucing

Tak heran, terkadang ada berbagai mitos yang timbul dari keberadaan hewan berbulu ini.

Mitos tersebut dipercaya oleh banyak orang padahal sebenarnya belum tentu terbukti kebenarannya.

Dikutip dari Cuteness, ada sembilan mitos tentang kucing dan fakta di baliknya.

Berikut penjelasannya.

  • “Kucing oren” lebih pintar

Warna bulu bukanlah indikator sifat atau kecerdasan kucing.

Namun mengutip Science Focus, memang benar jika hampir 80 persen “kucing oren” alias berbulu oranye adalah jantan, yang sering dianggap penyayang, berani, ramah, dan cerdas.

Padahal, tak ada hubungan antara warna bulu dan kecerdasan kucing.

  • Kucing putih lebih rentan tuli

Gene W atau gen putih dalam bulu kucing putih dapat dikaitkan dengan tuli bawaan.

Oleh karena itu, memang benar bahwa kucing putih lebih rentan terhadap ketulian daripada kucing non-putih, terutama jika memiliki mata biru.

Mengutip Cornell Feline Health Center, sekitar 20 persen kucing putih dengan mata tidak biru terlahir tuli.

Lalu, jika kucing memiliki satu mata biru, persentasenya naik menjadi 40 persen, dan akan naik menjadi 65 - 85 persen jika kedua matanya berwarna biru.

  • Kucing membenci air

Kucing berevolusi di iklim kering, sehingga umumnya tidak menyukai air apalagi jika memiliki pengalaman buruk sebelumnya.

Namun, beberapa ras kucing seperti Turkish Van atau Bengal yang memiliki hubungan dengan kucing liar, justru suka berenang.

Beberapa kucing rumahan juga ada yang senang bermain air, apalagi jika telah terbiasa bersentuhan dengan air sejak kecil.

Ini disebabkan akrena kucing tidak memiliki tulang selangka, namun memiliki tulang belakang yang fleksibel sehingga dapat memutar tubuhnya di udarra dan mendarat dengan kakinya terlebih dahulu.

Namun, tetap saja kemampuan mendarat ini dipengaruhi oleh berat badan kucing dan ketinggian.

Jika jatuh dari tempat tinggi, tingkat keberhasilan mendarat dengan kaki terlebih dahulu lebih tinggi. Namun bagi kucing gemuk, risiko cedera akan lebih tinggi karena refleks dan fleksibilitas yang berkurang.

  • Tidak menunjukkan afeksi

Faktanya, kucing menunjukkan rasa sayangnya melalui perilakunya, seperti purring (mendengkur), mengeong, dan paw kneading (gerakan seperti memijat).

Tanda afeksi lainnya adalah kucing yang menggosokkan kepalanya pada kita.

Ketika kucing melakukan ini, kucing menempelkan aroma tubuhnya pada kita, yang merupakan cara kucing untuk menunjukkan rasa kepemilikan.

Lalu, biasanya kucing juga akan menggunakan kontak mata dan kedipan lambat untuk mengekspresikan rasa sayangnya.

  • Kucing betina harus punya anak sebelum disteril

Ini hanya mitos.

Sebab, anak kucing sebaiknya disteril setelah memasuki umur delapan bulan hingga lima tahun.

Kucing betina yang disteril sebelum memulai masa birahi pertamanya bahkan tidak akan buang air sembarangan atau meraung-raung.

Bukan hanya itu, risiko mengalami kanker payudara dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pun akan menurun.

Bahkan, melatih kucing bisa memberi manfaat positif.

Mulai dari membantu mengatasi masalah perilaku seperti mencakar furnitur, mendekatkan diri kita dengan kucing, dan memberikan stimulasi mental.

Namun perlu diingat, jangan melatih kucing dengan melibatkan pendekatan negatif atau hukuman.

Ini hanya akan membuat kucing stres. Lebih baik, beri kucing hadiah saat berperilaku baik.

  • Kucing yang menunjukkan perut artinya ingin dielus

Meski ada beberapa kucing yang senang perutnya dielus dan akan memintanya dengan menunjukkan perut, rupanya tidak semua kucing menginginkannya.

Terkadang, kucing memang menunjukkan perutnya saat merasa relaks dan ingin meregangkan tubuhnya.

Lalu, bisa saja kucing menunjukkan perutnya namun tak ingin disentiuh saat sedang birahi, meski tetap ada yang berperilaku demikian sebagai tanda bahwa ia merasa nyaman berada di dekat kita.

  • Purring berarti kucing sedang bahagia

Kucing memang melakukan purring saat merasa bahagia. Namun, suara unik ini bisa memiliki berbagai makna.

Pada anak kucing, purring merupakan sinyal dari anak kucing untuk mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja pada induknya.

Namun saat beranjak dewasa, selain rasa bahagia, purring bisa dilakukan saat kucing merasa stres atau saat terluka, sebagai salah satu caranya untuk menenangkan diri sendiri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/03/160000520/mengungkap-fakta-dari-berbagai-mitos-tentang-kucing-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke