Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Semakin di Devan x Batik Prabuseno, Bikin Batik Insecure Mark II

KOMPAS.com - Sosok demotivator Indonesia, Devan Yulio atau biasa dikenal dengan nama Semakin di Devan merilis koleksi batik yang disebut "Insecure Mark II".

Pria muda yang terkenal dengan aura insecure-nya ini telah lama dikenal dengan tampilan batik biru yang itu-itu saja di setiap penampilannya di media sosial.

Tapi sepertinya, koleksi batik yang satu ini bakal membuat penampilannya menjadi lebih fresh, bahkan bisa dimiliki masyarakat luas.

Koleksi kemeja batik yang diberi nama "Batik Insecure Mark II" ini merupakan kolaborasinya dengan Batik Prabuseno, produsen batik asal Laweyan, Surakarta.

Alasan utama di balik pemilihan Batik Prabuseno sebagai partner kolaborator adalah produsen batik tersebut merupakan UMKM lokal yang dikenal dengan model dan beragam motif batik yang disesuaikan dengan gaya favorit generasi milenial.

Hal ini rupanya juga selaras dengan semangat memajukan dan mengembangkan industri lokal agar mampu bersaing di level nasional.

Batik Prabuseno sengaja memadukan beragam motif batik untuk dituangkan ke dalam koleksi batik tersebut.

Bayu, founder dari Batik Prabuseno mengatakan, koleksi ini memadukan beragam motif batik ke dalam kemeja pria lengan panjang.

Desainnya terdiri dari campuran motif kawung, kembang, nitik randu, parang dan beberapa elemen lainnya.

"Makna dari batik tersebut adalah agar kita senantiasa memperbaiki diri serta pantang menyerah dalam menebar kebaikan," kata Bayu dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

Koleksi batik hasil kolaborasi Semakin di Devan x Batik Prabuseno ini sudah bisa didapatkan di e-commerce atau situs resmi Batik Prabuseno dengan harga sekitar Rp 300.000.

Cerita Devan Yulio yang selalu mengenakan batik

Semakin di Devan merupakan karakter yang diciptakan oleh Devan Yulio, seorang kreator konten sekaligus stand up comedian yang hadir sebagai anti-tesis dari segala macam bualan motivasi di dunia maya.

Melalui konten-konten satir dan nyelekit, Devan memberikan perspektif baru dalam melihat kehidupan, khususnya bagi anak muda.

“Topik yang biasa saya angkat biasanya keresahan soal karier, asmara, keuangan, sampai gaya hidup generasi milennial dan gen Z," kata dia.

Pemilihan batik yang melekat sebagai identitas Semakin di Devan rupanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan.

Di tahun 2021, Devan berniat membuat sebuah konten demotivasi, namun satu-satunya baju formal yang ia miliki di tempat tinggalnya hanyalah baju batik lengan panjang berwarna biru.

Dia kemudian menamakan batik pertamanya itu dengan nama Batik Insecure Mark I.

Seiring waktu, rupanya batik yang ia kenakan itu justru menjadi ciri khasnya setiap kali tampil di media sosial dalam berkonten ria.

Bahkan Semakin di Devan dikenal dengan julukan “Batik-Man” karena konsisten mengenakan satu batik yang ia juluki “Batik Insecure”.

Semakin di Devan juga memiliki beragam sebutan untuk followers-nya seperti under UMR-people, unsuccessful-people, no hasrat life-people, low budget-people, karir slowmo-people dan berbagai sebutan nyeleneh lainnya.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/13/060000820/semakin-di-devan-x-batik-prabuseno-bikin-batik-insecure-mark-ii

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com