Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Cuma karena Penuaan, Ini 5 Pemicu Munculnya Keriput di Dahi

KOMPAS.com - Keriput di dahi merupakan salah satu tanda penuaan kulit yang biasanya muncul di usia 30,40, hingga 50 tahun, dan seterusnya.

Sebetulnya masalah kerutan ini dapat terjadi di hampir semua bagian kulit.

Tapi kerutan yang kerap muncul lebih cepat dan bisa mengganggu penampilan seseorang adalah keriput di dahi.

Sama seperti masalah keriput lainnya, pada dasarnya kerutan di wajah itu disebabkan oleh banyak faktor.

Seperti kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari, faktor genetika, perubahan alami pada tubuh sampai kondisi kesehatan kulit seiring bertambahnya usia.

Melansir laman Forhims, berikut sejumlah pemicu munculnya keriput di area dahi.

1. Penuaan

Penuaan adalah salah satu penyebab keriput di dahi yang tidak mungkin dapat dihindari.

Seiring bertambahnya usia, kulit dapat kehilangan elastisitas alaminya karena semakin tua usia kita, jumlah produksi kolagen dapat berkurang.

Kolagen ini merupakan protein struktural yang terdapat pada jaringan ikat. Fungsinya adalah membuat dan menjaga elastisitas kulit.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kadar kolagen pada kulit turun dengan kecepatan sekitar satu persen setiap tahun.

2. Paparan sinar matahari

Menghabiskan banyak waktu di bawah sinar matahari tanpa perlindungan kulit dapat membuat kulit terpapar sinar ultraviolet atau (UV).

Paparan sinar UV itu kemudian memicu kerusakan kulit dan memicu munculnya keriput lebih cepat.

Selain memicu munculnya keriput, sinar UV juga dikaitkan dengan risiko kanker kulit.

3. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok dapat juga dikaitkan dengan penurunan jumlah kolagen pada kulitnya.

Sebab menurut sebuah penelitian menemukan fakta bahwa perokok memiliki kadar kolagen yang lebih rendah daripada orang yang tidak merokok.

Penurunan kadar kolagen tersebut merupakan dampak dari zat-zat yang terkandung pada asap rokok.

4. Faktor genetika

Tidak banyak orang menyadari bahwa faktor genetika juga memengaruhi munculnya keriput di wajah lebih cepat.

Para ahli mengatakan bahwa hal itu dapat disebabkan oleh kondisi kulit orangtua dapat menurun ke anak-anak mereka secara genetik.

Sehingga ketika orangtuanya mengalami masalah kerutan yang datang lebih awal, kemungkinan anak-anak atau keturunannya juga mengalami hal serupa.

5. Faktor lainnya

Faktor lain yang menyebabkan munculnya kerutan di dahi lebih cepat adalah kebiasaan dan gaya hidup.

Hal itu termasuk konsumsi alkohol, kebiasaan tidur yang buruk, dan penggunaan otot wajah yang berlebihan.

Misalnya kita keseringan menunjukkan ekspresi wajah tertentu, seperti tersenyum, mengangkat alis, dan menyipitkan mata, semua itu mengandalkan penggunaan otot wajah.

Seiring waktu, ekspresi ini dapat menyebabkan lekukan berkembang di kulit yang pada akhirnya menjadi keriput.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/01/155101520/tak-cuma-karena-penuaan-ini-5-pemicu-munculnya-keriput-di-dahi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com