Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Jenis Mutiara Budidaya, Kenali Perbedaannya agar Tahu Keindahannya

Padahal sebenarnya, mutiara putih tersebut hanyalah salah satu dari berbagai jenis mutiara yang ada di dunia.

Menariknya lagi, saat ini hampir semua mutiara yang tersebar di pasaran bukanlah mutiara alami, melainkan “cultured pearl” atau mutiara yang sengaja dibudidayakan dengan campur tangan manusia.

Jadi, mutiara hasil budidaya ini dibiakkan dengan cara memasukkan sebagian kecil cangkang dan jaringan mantel dari moluska sejenis lain ke dalam sebuah tiram.

Setelah itu, tiram akan dikembalikan ke laut dan dibiarkan mengeluarkan lapisan demi lapisan nacre, sebuah substansi berkilau yang sebenarnya berfungsi untuk melindungi tubuh tiram sekaligus membentuk mutiara.

Ada beberapa jenis mutiara budidaya yang terbentuk dari proses tersebut, seperti dilansir dari
Truly Experience.

Jenis ini biasanya memiliki warna putih berkilau yang nampak mewah, meski ada pula yang berwarna biru keperakan atau keemasan.

Mutiara satu ini dibudidayakan menggunakan tiram air asin bernama Pinctada fucata martensii yang ditemukan di perairan pantai yang berair dingin di negara-negara seperti Jepang, Vietnam, dan China Selatan.

Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil mutiara Akoya berkualitas tinggi terbesar dunia lho.

Lalu soal ukuran, mutiara Akoya biasanya memiliki ukuran sekitar 2mm hingga 9mm, meski terkadang ada yang berukuran lebih besar, sekitar 10mm.

Harganya pun terbilang lebih terjangkau dan umum ditemukan di pasaran, meskipun ada pula yang memiliki harga sedikit lebih mahal jika memiliki kualitas yang lebih baik.

Mutiara air tawar ini biasanya dibudidayakan di China dan bisa memiliki beragam warna, seperti berbagai rona peach, lavender, pink, dan putih.

Namun, beberapa mutiara air tawar biasanya dijual dengan lapisan cat tertentu guna mempercantik warnanya.

Ada juga mutiara yang umumnya berukuran sekitar dua hingga 12mm ini terkadang dicat hitam dan diberi nama “mutiara burung merak” karena warna keunguannya yang berkilau.

Mutiara jenis ini dikenal sebagai satu-satunya "mutiara hitam" yang terjadi secara alami, dengan warna abu-abu mengkilap atau metalik.

Mutiara tahiti terbilang cukup langka, karena mutiara dengan warna gelap umumnya lebih jarang ditemukan dibanding mutiara berwarna terang, sehingga harganya lebih tinggi.

Lalu soal ukuran, mutiara Tahiti umumnya berukuran sekitar 8mm hingga 15mm, meski ada yang melebihi 15mm dan berharga lebih mahal.

Mutiara Tahiti dan South Sea Pearl juga dikenal sebagai mutiara yang tidak diwarnai ulang setelah dipanen, membuatnya makin populer.

Harganya yang fantastis karena mutiara ini tumbuh di area segitiga terumbu karang, sebuah area perairan berbahaya yang terletak di antara Australia, Indonesia, dan Filipina yang juga dikenal sering “dikunjungi” hiu dan bajak laut.

Mutiara South Sea ini juga cukup besar, berukuran sekitar delapan hingga 20mm, dengan mutiara yang berukuran di atas 15mm bisa memiliki harga mencapai 10 ribu dolar AS atau sekitar 155 juta rupiah.

Warna mutiara South Sea pun bisa beragam, bergantung dari karang tempatnya terbentuk.

Misalnya saja putih (mirip dengan Akoya), perak mengkilap, atau pink pastel, atau emas pekat.

Mutiara South Sea yang besar dan bulat sempurna juga diketahui memiliki harga sangat tinggi, sehingga banyak orang ingin memanennya.

Ada dua kategori bentuk utama mutiara yaitu tradisional dan baroque.

Mutiara tradisional merupakan mutiara yang selama ini kita kenal, yaitu yang berbentuk bulat sempurna.

Sedangkan mutiara baroque memiliki bentuk unik dan berbeda-beda sehingga lebih disukai sejumlah kalangan.

Cara menilai harga mutiara baroque ini pun sedikit berbeda karena dilakukan berdasarkan warnanya.

Karena varian pink dan putih lebih mudah ditemukan maka mutiara berwarna gelap dihargai jauh lebih mahal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/10/070000520/5-jenis-mutiara-budidaya-kenali-perbedaannya-agar-tahu-keindahannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke