Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cincin Tunangan High-Set dan Low-Set, Apa Bedanya?

KOMPAS.com - Semua orang tentu ingin memilih cincin tunangan yang terbaik untuk pasangannya.

Namun, memilih cincin tunangan terbaik rupanya bukanlah hal sederhana. Sebab, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilihnya.

Misalnya saja, memilih antara cincin tunangan high-set dan low-set. Apa maknanya?

Dikutip dari Brides.com, sesuai namanya, “high” dan “low” yang menunjukkan ketinggian, cincin tunangan high-set dan low-set menunjukkan seberapa tinggi letak center stone (batu utama) cincin.

Cincin tunangan high-set memiliki prong (rangka pengaman batu berbentuk cakar) yang mengarah ke atas, menahan center stone dalam posisi seperti terangkat dan memberikan jarak yang cukup besar antara culet (ujung berlian atau batu pertama yang meruncing) dan cincin.

Sebaliknya, cincin low-set memiliki center stone yang terletak cukup rendah dan lebih dekat ke jari dan lingkar cincin.

Nah, mengidentifikasi jenis cincin tunangan ini juga sebenarnya tidak sulit.

Menurut co-founder dari brand perhiasan Angara, Aditi Daga, kita hanya perlu melihat cincin dari samping.

“Jika center stone terangkat, itu adalah cincin high-set, namun jika batu terlihat lebih rendah, itu adalah low set,” ujar Daga.

Keunggulan dan kelemahan dari cincin tunangan high-set dan low-set

Baik low-set maupun high-set memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berikut paparannya.

Cincin tunangan high-set terlihat lebih besar dan mencolok dibanding cincin low-set. Sehingga jika mengincar tampilan, cincin tunangan satu ini cocok jadi pilihan.

Selain itu, co-founder dan desainer brand perhiasan Bario Neal, Anna Bario, juga mengatakan bahwa cincin tunangan high-set membuat center stone terlihat lebih berkilau.

Daga pun menambahkan, setting satu ini juga sangat cocok dengan berbagai varian model cincin tunangan karena memiliki jarak yang cukup jauh ke band cincin.

Sayangnya, cincin dengan setting ini membuatnya mudah menyangkut pada sesuatu, seperi rambut atau sweater wool, sehingga cincin pun bisa lebih mudah rusak.

Jadi jika ingin memilih setting ini, pastikan untuk ekstra hati-hati.

Jika bicara soal kenyamanan dan ketahanan, cincin tunangan low-set terbilang lebih unggul dibanding high-set.

Pasalnya, karena penempatan batu lebih rendah, cincin pun tidak akan tersangkut.

Bario pun menambahkan, low-set juga akan membuat cincin tunangan lebih aman jika ingin menggunakan heirloom atau batu permata yang lebih rapuh.

Jadi, jika kita banyak menggunakan tangan, seperti senang berkebun, namun ingin selalu menggunakan cincin tunangan, setting ini akan cocok ntuk dipilih.

Sayangnya, cincin tunangan dengan setting low-set tidak versatile dan sulit dipadukan dengan cincin tunangan yang memiliki center stone besar.

Selain itu, opsi model cincin tunangan dengan setting ini pun terbatas.

Lalu, jika ingin menggunakannya bersama cincin kawin, kemungkinan salah satu cincinnya harus didesain ulang guna menghindari jarak yang terlalu luas antara keduanya.

Tips memilih setting terbaik berdasarkan estetika pribadi

Jika bingung, Daga mengatakan bahwa cincin tunangan high-set ideal bagi pengantin yang menyukai tampilan mencolok.

Namun, baik Daga dan Bario meyakini bahwa cincin tunangan high-set adalah opsi terbaik bagi mereka yang aktif atau banyak bekerja dengan menggunakan tangannya.

Jadi intinya, sesuaikan saja dengan keinginan dan pekerjaan serta gaya hidup kita sehari-hari saat memilihnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/11/120000520/cincin-tunangan-high-set-dan-low-set-apa-bedanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com