Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengubah Perilaku Anak Manja Bukan Mustahill, Ini Triknya

Buah hati akhirnya sudah menjadi pribadi yang egois, mau menang sendiri, dan tidak pernah puas.

Kondisi ini tentunya menyulitkan para orangtua sekaligus membahayakan untuk tumbuh kembang maupun masa depan anak.

Itu artinya, perlu adanya perubahan pada gaya pengasuhan kita agar perilaku anak bisa berubah.

Mengubah perilaku anak yang terlalu dimanja

Sikap manja anak sebenarnya adalah hal yang dipelajari dari interaksinya bersama orangtua.

Jadi, kita bisa mengubah pola interaksi sehingga anak belajar untuk lebih rendah hati dan peduli pada orang lain.

Hal ini mungkin agak sulit ketika dilakukan pertama kali namun orangtua tak boleh putus asa dan terus menerapkannya agar anak menjadi pribadi yang lebih baik.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengubah perilaku anak yang terlalu dimanja, menurut Michele Borba, psikolog keluarga asal San Fransisco.

Katakan "tidak" tanpa rasa bersalah

Orangtua seringkali merasa mengatakan "tidak" untuk setiap permintaan anak akan menurunkan harga diri buah hatinya.

Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan struktur dan pola asuh yang kurang permisif memiliki harga diri yang lebih tinggi dan merasa lebih berempati terhadap orang lain.

Jadikan biasakan menolak permintaan anak dengan memberi alasan singkat agar mereka mengerti penyebabnya.

Misalnya, melarang anak bermain sebelum menyelesaikan PR agar mereka lebih leluasa.

Bisa juga menolak permintaan anak keluar rumah saat sedang batuk agar teman mereka tidak tertular penyakit yang sama.

Misalnya, “Kamu dan teman sekelasmu melakukan pekerjaan yang sangat bagus dalam proyek pameran sains itu,” atau, “Memberikan set Lego lamamu ke mainan drive itu sangat bijaksana. Ibu suka kebaikan hatimu”.

Ucapan ini memperkuat pentingnya kepedulian, hal yang kadang sulit dimiliki anak manja.

Jangan hanya berfokus pada anak namun tanyakan pula hal baik apa yang dilakukannya untuk orang lain.

Tingkatkan rasa syukur

Mempraktikkan rasa syukur membantu anak-anak merasa lebih bahagia, mengatasi kesulitan dengan lebih baik, dan meningkatkan kepuasan hidup mereka.

Adakan ritual syukur secara teratur bersama anak-anak contohnya menggambar atau menulis berkat yang mereka terima setiap hari.

Kita bisa melakukannya dengan mudah dalam keseharian, misalnya:

  • Saat kita sedang menelepon dan anak menuntur perhatian, beri isyarat "Sebentar".
  • Jika anak ingin membeli mainan atau pakaian tertentu namun uang sakunya tidak mencukupi, beri tahu mereka, "Lain kali".
  • Jika anak mendorong temannya dari kursi atau merebut sesuatu karena ingin memakainya, katakan "Tunggu".

Garis bawahi tindakan tidak sensitif

Anak yang terlalu dimanja sering kali tidak menyadari perbuatannya maupun implikasinya pada orang lain.

Jadi biasakan mereka melakukan evaluasi untuk mempertimbangkan perasaan orang lain setiap kali perilakunya tidak sensitif.

Pertanyaan yang tepat dapat membantu anak belajar berempati dan mengenali bagaimana tindakan egois mereka memengaruhi orang lain.

Fokus memberi, bukan menerima

Cari kesempatan agar anak bisa melakukan untuk orang lain seperti berbagi kepada teman yang kurang mampu atau memberikan makanan pada tetangga yang sakit.

Biasakan anak pada kebiasaan memberi agar mereka memahami nikmatnya sensasi tersebut.

Namun dalam hal menerima, tetapkan batasan pada barang-barang material dan patuhi itu.

Ajari anak cara menerima hadiah dengan melatih tanggapan sopan dalam berbagai kesempatan berbeda.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/02/22/091650720/mengubah-perilaku-anak-manja-bukan-mustahill-ini-triknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke