Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jerawat yang Bau dan Hubungannya dengan Kesehatan Kulit

Ya, sebenarnya jerawat juga bisa mengeluarkan bau jika dipecahkan dan mengeluarkan nanah.

Namun, apa penyebab jerawat bau ini? Lalu, apakah itu normal?

Dikutip dari Live Strong, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Riverchase Dermatology Miami, AS, Stacy Chimento, MD, menyebut, penyebab jerawat bau adalah bakteri,.

Perlu diingat, jerawat adalah gangguan peradangan pada kulit yang terjadi ketika kelenjar minyak tersumbat oleh minyak berlebih dan sel kulit mati, membuat bakteri terperangkap di pori-pori.

Proses ini akan menghasilkan respons peradangan, yang mengakibatkan berkembangnya jerawat yang berisi nanah.

Lalu saat dipecahkan, jerawat ini akan mengeluarkan nanah yang telah bercampur dengan bakteri, darah, dan kotoran, sehingga mengeluarkan bau tak sedap.

“Tapi bau ini hanyalah produk sampingan dari bakteri yang memakan minyak kulit,” kata Chimento.

Lalu menariknya, meski umumnya tidak membahayakan, ada beberapa bau jerawat tertentu yang dapat menandakan adanya masalah kulit yang lebih serius jika sering terjadi, seperti berikut ini:

  • Aroma keju

Jika memiliki jerawat dengan bau mirip keju, kenungkinan itu disebabkan oleh adanya kista epidermoid, benjolan non-kanker di bawah kulit.

"Kulit terdiri dari lapisan tipis sel yang dilepaskan oleh tubuh, dan kista epidermoid terbentuk ketika sel-sel ini bergerak lebih dalam di kulit dan berkembang biak, bukan mengelupas,” ujar Chimento.

Sementara itu, di laman Mayo Clinic disebut, kista ini biasanya memiliki konsistensi mirip keju, kuning dan tebal, serta terbuat dari protein keratin yang disekresikan oleh sel epidermis.

Terkadang, cairan ini keluar dari kista, membuat kita mencium bau keju.

Kista epidermoid ini juga biasanya tidak berbahaya dan tidak menyakitkan, meski dapat meradang atau terinfeksi, dan dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menyebabkan kanker kulit.

  • Aroma telur busuk

Nanah berbau belerang bisa menjadi tanda munculnya jerawat conglobata, salah satu bentuk langka dari jerawat nodulocystic yang terjadi saat munculnya kista besar yang ada di bawah kulit.

Jerawat conglobata ini merupakan masalah kulit serius, yang juga dapat menyebabkan bekas luka yang terlihat jelas.

Chimento juga mengungkapkan, tanda pertama jerawat conglobata adalah tumbuhnya jerawat meradang yang berisi nanah dan mungkin berbau busuk seperti telur busuk.

  • Aroma bawang merah atau bawang putih

Terakhir, jika jerawat bau kita megeluarkan aroma allium atau seperti bawang putih dan bawang merah, kemungkinan besar ini disebabkan karena bakteri.

Jerawat beraroma bawang ini akan memiliki nanah, yang sebenarnya merupakan sel darah putih yang menjadi makanan bagi bakteri anaerobik.

Bakteri anaerobik adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan akan menghasilkan senyawa belerang sendiri saat tumbuh.

Karena itu, saat kita memecahkan jerawat yang terinfeksi bakteri anaerobik ini, bau bawang putih atau bawang merah pun akan tercium.

Jika mengalaminya, kita bisa langsung pergi ke dokter kulit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/21/050000820/jerawat-yang-bau-dan-hubungannya-dengan-kesehatan-kulit

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com