Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Manusia Suka Pamer?

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Rizky Nauvalif Aditya

KOMPAS.com - Saat berkumpul dengan keluarga di hari Lebaran, kita tak asing lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka. Pertanyaan ini pun banyak yang membuat kita tak nyaman untuk menjawabnya.

Salah satu yang menimpa banyak orang yang memasuki usia 25-an ke atas namun belum memiliki pasangan adalah “Kapan nikah?”. Melihat fenomena itu, Dwik dan Kukuh pun memberikan tips jitu untuk menjawabnya.

Dalam siniar Balada +62 episode “Ditanyain Nikah Pas Lebaran? INI CARA JAWABNYA?!” dengan tautan akses dik.si/Balada62E7, keduanya juga membahas, melalui pertanyaan tersebut, Hari Raya ini juga kerap menjadi ajang orang-orang untuk ‘pamer’ pencapaian mereka.

Lantas, mengapa banyak orang yang senang pamer?

Mengutip Psych Mechanics, sebenarnya ada banyak alasan mengapa seseorang senang memperlihatkan dirinya. Namun, sebagian besar, sikap pamer ini muncul bergantung pada lingkungan tempat orang itu berada.

Merasa Insecure

Orang yang pamer biasanya justru merasa takut, malu, hingga insecure dengan dirinya. Untuk menutupi perasaan itu, ia pun akhirnya memamerkan pencapaian dirinya agar mendapat pengakuan dari orang lain.

Jika seseorang merasa hebat, ia tidak merasa perlu memberi tahu siapa pun tentang hal itu. Namun, jika menurut mereka tidak tahu bahwa ia hebat, orang tersebut harus berusaha menunjukkan kehebatannya.

Namun, munculnya perasaan ini pun bisa dipicu oleh berbagai faktor. Bisa saja orang tersebut pernah dirundung karena kekurangannya atau memiliki rasa trauma. Sayangnya, rasa trauma itu tak bisa diobati dengan baik sehingga membuat dirinya terus terjebak pada sikap ini.

Pengalaman Masa Kecil

Pengalaman masa kecil membentuk banyak perilaku seseorang saat dewasa. Seorang anak yang diberi banyak perhatian dan sanjungan atau dimanja oleh lingkungan sekitarnya, ada kemungkinan ia berusaha mempertahankan perhatian itu hingga akhirnya muncul sikap pamer.

Ini biasanya terjadi pada anak bungsu, tunggal, atau anak yang dimanja. Sejak kecil, setiap keinginan mereka harus dituruti dengan menunjukkan sikap tantrum. Orangtua yang tak tepat menangani tantrum anak bisa membuat mereka tumbuh jadi sosok ‘pemenang’ setiap saat.

Lantas, bagaimana pandangan Kukuh dan Dwik terhadap fenomena pamer ini?

Dengarkan perbincangan lengkap Kukuh Adi dan Dwik seputar fenomena ‘pamer’ ini hanya melalui siniar Balada +62 episode “Ditanyain Nikah Pas Lebaran? INI CARA JAWABNYA?!” dengan tautan akses dik.si/Balada62E7.

Di sana, kita akan mendengarkan obrolan keduanya mengenai topik-topik yang ramai dibicarakan dengan perspektif baru, namun tetap menggunakan argumentasi yang logis.

Tunggu apalagi? Yuk, subscribe YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/11/150000220/mengapa-manusia-suka-pamer-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke