Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Kata-kata Toxic Perusak Hubungan Saat Bertengkar dengan Pasangan

KOMPAS.com - Di dalam banyak situasi, kata-kata toxic lebih banyak mengungkapkan apa yang tengah terjadi dalam hubungan.

Terlebih dalam situasi konflik, perdebatan atau saat bertengkar dengan pasangan. Hati-hati dengan kata-kata berikut karena bisa merusak hubungan.

Pasalnya, ada sejumlah kata-kata itu bisa bernada penghinaan yang jelas menjadi toxic dalam sebuah hubungan.

Kata-kata toxic perusak hubungan

Seorang psikolog lulusan Harvard menyimpulkan ada delapan kata-kata toxic yang menjadi pertanda bahwa hubungan kita sedang dalam masalah, terutama jika diucapkan saat bertengkar.

Kata-kata tersebut meliputi ucapan yang bermakna penghinaan karena penghinaan tidak hanya menyerang karakter seseorang, tetapi juga bermakna merendahkan.

Dilansir dari laman CNBC, berikut kata-kata toxic saat bertengkar dengan pasangan dan dampaknya perlahan bisa menghancurkan hubungan kita.

1. "Kamu tidak pantas untukku"

Ungkapan yang seperti ini bisa mencerminkan penghinaan kita kepada pasangan. Pasalnya kata-kata tersebut dapat merusak harga dirinya.

Kalimat "kamu tidak pantas untukku" juga punya makna yang sama seperti "kamu beruntung aku bisa tahan denganmu."

Sebagai gantinya, ada beberapa kata yang jauh lebih sopan dan menghargai pasangan seperti kata-kata "saya berjuang untuk menjadikan kita sebagai pasangan".

2. Semuanya baik-baik saja (padahal tidak).

Kata-kata tersebut lebih cenderung bernada pasif-agresif yang membuat pasangan tidak dapat membicarakan masalah dengan terbuka.

Hal ini dapat mempersulit penyelesaian konflik dan membuat kedua belah pihak merasa tidak aman.

Sebaliknya, kita harus mengatakan kata-kata berikut, "saya benar-benar kesal, tetapi saya belum siap untuk membicarakannya".

Alih-alih mengabaikan masalah, kata-kata tersebut bisa memberikan makna bahwa kita butuh waktu untuk menghadapi masalah yang harus direnungkan lebih dulu.

3. Your pathetic

Patethic merupakan kata-kata yang bermakna seperti orang yang berbelas kasihan tapi dengan makna yang menghina.

Ungkapan yang satu ini juga bernada negatif yang jika dalam bahasa Indonesia mungkin orang-orang menyebutnya dengan kata-kata "kasihan" (yang merendahkan).

Lebih baik ganti kata-kata itu saat sedang kesal dengan kalimat yang mengungkapkan apa yang dilakukan pasangan tidak kita sukai dan jelaskan mengapa hal itu mengganggu kita.

4. "Aku membencimu"

Bahasa yang satu ini mencerminkan seseorang yang tengah dirundung emosi tetapi tidak mewakili keadaan hati yang sesungguhnya.

Kata-kata tersebut juga sering dilontarkan orang yang sedang merasa kecewa.

Meski terlihat sepele, namun dampaknya bisa merusak hubungan karena pasangan yang mendengar kalimat ini akan berpikir bahwa dia tidak pantas untuknya karena sudah dibenci.

Lebih baik luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum mengatakan sesuatu yang tidak benar, meskipun saat itu terasa benar.

5. "Kamu orangtua yang buruk"

Kalimat ini seringkali dilontarkan pasangan yang sudah berumah tangga dan mempunyai anak.

Entah karena satu kesalahan atau hal sedikit, kalimat "kamu orangtua yang buruk" memiliki makna merendahkan dan menyalahkan.

Itu artinya, kalimat tersebut bisa merusak kepercayaan seseorang dalam menjalankan perannya.

6. "Kamu gila"

Bahasa yang satu ini sangat memanipulasi atau memelintir realitas dengan membuat pasangan dinilai gila dalam arti yang sebenarnya.

Alih-alih mencemooh pasangan dengan kata-kata "kamu gila" lebih baik ungkapkan saja apa yang kita tidak sukai dari pasangan.

7. Ribet

Saat kita menggunakan kata-kata ini saat marah, pasangan bisa merasa direndahkan dan merasa bersalah karena sudah merepotkan.

Bahkan hal itu bisa membuat kehadiran pasangan merasa tidak dibutuhkan dan tidak penting.

Sebagai gantinya, pilih kata-kata yang lebih adem didengar seperti "saya mengerti kamu butuh perhatian saya, tetapi saya butuh ruang".

8. "I'm done"

Kata-kata toxic yang satu ini menggambarkan pasangan yang sudah merasa lelah dan ingin segera mengakhiri hubungan.

Hal itu dapat memperburuk situasi atau dianggap benar oleh pasangan bahwa kita sudah tidak tahan dengan perilakunya.

Jika di Indonesia kata-kata tersebut lebih merujuk pada kalimat "udahan saja" atau "lebih baik putus saja".

Pada akhirnya pasangan pun akan merasa bahwa hubungan ini sudah tidak bisa dilanjutkan lagi.

Pikir lagi kata-kata tersebut terlebih saat rasa marah sedang memuncak karena salah sedikit saja, hubungan bisa kandas sungguhan.

Maka dari itu, ganti kata-kata tersebut dengan kalimat yang lebih enak didengar seperti "saya benar-benar kesal sekarang dan perlu waktu sejenak".

Bisa juga ganti dengan kalimat "Kita perlu membicarakan soal hubungan kita, tetapi tidak sekarang".

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/01/130417520/8-kata-kata-toxic-perusak-hubungan-saat-bertengkar-dengan-pasangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com